Selasa, Peringatan Wajib St. Bonaventura (P)
- Yes. 7:1-9
- Mzm. 48:2-3a,3b-4,5-6,7-8
- Mat. 11:20-24 atau dr RUybs.
Lectio
20 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: 21 “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. 23 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
24 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.”
Meditatio-Exegese
Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat
Matius menyajikan bagaimana orang menerima, meragukan, dan, bahkan, menolak pewartaan Kerajaan Allah oleh Yesus dalam bab 11 dan bab 12. Yohanes Pembaptis gagal memahami Yesus, karena ia masih menggunakan pola pikir Perjanjian Lama (Mat. 11:1-15).
Orang banyak sama sekali tidak tertarik pada pewartaanNya (Mat. 11:16-19). Kota-kota besar di sekitar Danau Galilea menyaksikan dengan mata kepala sendiri mukjizat yang diperbuat-Nya, namum mereka menutup mata dan telinga (Mat. 11:20-24).
Selanjutnya, para cerdik pandai, yang menghormati pandangan orang atas dasar ilmu pengetahuan, gagal memahami pewartaan Yesus (Mat. 11: 25). Kaum Farisi, yang setia melaksanakan Hukum Taurat hingga rincian terkecil, mengecam Yesus (Mat. 12:1-8) dan memutuskan untuk membunuh-Nya (Mat. 12:9-14). Mereka justru menuduh Yesus bertndak atas nama penghulu para setan, Beelzebul (Mat. 12:22-37).
Mereka menuntut Yesus menjunjukkan bukti agar percaya bahwa Ia adalah Sang Mesias (Mat. 12:38-45). Bahkan, anggota kerabatNya tidak mendukung karya perutusan Yesus (Mat. 12:46-50).
Namun, hanya orang kecil dan sederhana lah yang memahami dan menerima Kabar Suka Cita tentang Kerajaan Allah (Mat. 11:25-30). Mereka mengikutiNya (Mat. 12:15-16) dan mempercayai bahwa Ia adalah Hamba Yahwe seperti nubuat Nabi Yesaya (Mat. 12:17-21).
Celakalah engkau
Yesus benar-benar berharap wilayah-wilayah yang berbatasan dengan bangsa asing mau mendengarkan pewartaan-Nya dan bertobat. Kepada merekalah Ia memalingkan wajah-Nya. Ia mengikuti nubuat Nabi Yesaya untuk mengawali karya pelayanan-Nya.
Santo Matius melukiskan, “Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya:
“Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, – bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” (Mat 4:13-16; bdk. Yes. 8:23-9:1).
Karya pewartaan dan pelayanan Yesus selama tiga tahun hanya mencakup beberapa kilo meter persegi di kota-kota seputar Danau Galilea: Kapernaum, Betsaida dan Khorazim.
Di wilayah yang sempit ini Ia melakukan banyak tanda heran dan mengajar. Ia datang untuk menyelamatkan manusia, dengan memulai dari wilayah yang sangat kecil ini.
Sayang, umat Allah yang tinggal wilayah yang sangat kecil ini tidak mau menerima pewartaanNya dan, bahkan, menolak diriNya juga.
Mereka tidak mau bertobat. Pertobatan selalu menuntut perubahan hati dan cara hidup. Mereka menolak Sang Sabda yang memberi hidup dan menyelamatkan dari kehancuran – kehancuran hati, budi, jiwa dan raga.
Khorazim, Betsaida, Kapernaum, Tirus dan Sidon
Khorazim, Betsaida dan Kapernaum sebenarnya merupakan kota yang diberkati, karena didatangi Tuhan. Mereka mendengar Kabar Suka Cita dan melihat tanda-tanda heran dariNya.
Tetapi, Yesus, pada akhirnya, mengecam mereka. Kata ουαι, ouai, celakalah selalu bermakna : kemalangan, nasib buruk, bencana, tekanan, kesedihan, duka cita atau hati yang luka.
Ungkapan ini mengandung makna penyesalan dan kesedihan mendalam, bahkan putus harapan atas bencana dan kehancuran yang akan segera datang, karena kebodohan, dosa dan penolakan.
Di masa lalu Tirus dan Sidon merupakan kota yang menentang dan memusuhi umat Allah. Maka kedua kota itu dikutuk para nabi (Yes. 23:1; Yer. 25:22; 47:4; Yl. 4:4; Am. 1:10). Dan sekarang, pada jaman Yesus, kedua kota simbol kejahatan itu telah bertobat.
Kota yang dihancurkan karena murka Allah, Sodom dan Gomora (Kej 18:16-19:29) telah mengubah hati mereka. Ternyata Kapernaum berbeda sama sekali dengan kota yang pada jaman dahulu dikutuk. Situasi seperti ini, selalu menjadi tantangan bagai para pewarta Injil.
Tantangan yang harus dihadapi paling tidak terdiri dari lima tipe : meragukan kebenaran seperti Yohanes Pemandi (Mat. 11:1-15), acuh tak acuh atau cuek atau tidak tertarik (Mat. 11:16-19), tidak mau percaya seperti penduduk kota Khorazim, Betsaida dan Kapernaum (Mat. 11:20-24), bodoh seperti ahli Taurat (Mat. 11:25) dan mengecam seperti kaum Farisi (Mat. 12:1-45).
Namun Injil selalu diterima dengan suka cita oleh mereka yang kecil dan sederhana (Mat. 12:15; Mat. 11:25-30).
Katekese
Bahkan setelah Ia membuat mukjizat, mereka tidak bertobat. Santo Hieronimus,347-420 :
“Juruselamat kita menangisi Khorazim dan Bethsaida, kota di Galilea, karena setelah Ia melakukan banyak mukjizat besar dan melakukan perbuatan baik, mereka tidak bertobat. Bahkan, Tirus dan Sidon, kota yang menghambakan diri penyembahan berhala dan kejahatan lain, jauh lebih dikasihiNya daripada kedua kota Galilea itu.
Tirus dan Sidon dikasihi karena alasan bahwa, walau mereka mencampakkan hukum, bahkan Khorazim dan Bethsaida, setelah mereka melanggar hukum kodrat dan tertulis, memperhatikan mukjizat yang dilakukan Tuhan di antara mereka, walaupun perhatian itu sangat sedikit” (dikutip dari Commentary On Matthew 2.11.22.1).
Oratio-Missio
- Allah, yang mahatinggi dan mulia, terangilah hati kami yang diliputi kegelapan dan berilah kami iman yang benar, harapan yang pasti dan kasih yang sempurna. Buatlah hati kami agar seperasaan dengan-Mu dan mengenal-Mu, agar kami dapat melakukan segala hal untuk mematuhi kehendak-Mu yang kudus. Demi Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin. (Doa Santo Fransiskus Assisi, 1182-1226, terjemahan bebas)
- Apa yang perlu kulakukan untuk menerima Yesus dan setia menjadi saksi-Nya?
Verumtamen dico vobis: Terrae Sodomorum remissius erit in die iudicii quam tibi – Matthaeum 11: 24