Lectio Divina 16.05.2023 – Hanya Untukmu Roh Kudus Diutus

0
262 views
Aku akan pergi pada Dia yang mengutus Aku, by Vatican News

Selasa. Hari Biasa Pekan Paskah VI (P)

  • Kis. 16:22-34
  • Mzm. 138:1-2a.2b-3.7c-8
  • Yoh. 16:5-11

Lectio

5 Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.

7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.  

Meditatio-Exegese

Aku akan mengutus Dia kepadamu

Suasana hati para murid begitu sedih, karena mereka seolah akan ditinggalkan Yesus. Perpisahan dan kehilangan relasi sering menyakitkan hati. Yesus menyingkapkan bahwa Ia harus pergi meninggalkan mereka dan kembali kepada Bapa-Nya.

Tetapi para sahabat-Nya tidak ditinggalkan sendirian. Sabda-Nya, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.” (Yoh. 14:18). Ia hadir di tengah umat melalui daya kuasa Roh Kudus (bdk. 2Kor. 4:9; 6:16 b).

Santo Paulus mengingatkan bahwa, “tiada suatu pun dapat memisah kita dari kasih Allah dalam Kristus Yesus.” (Rm. 8:38-39). Dengan mengutus Roh Kudus pada para murid-Nya, Yesus hadir di tengah umat dengan cara baru dan tiada kunjung putus.

Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman 

Santo Yohanes menggunakan kata ελεγξει, elegzei: menunjukkan dengan alasan, membuktikan, menginsyafkan atau meyakinkan. Roh Kudus akan menguduskan manusia seperti Allah yang kudus. Namun pertama-tama Ia harus menunjukkan bahwa dunia berdosa.

Dosa bukan dimaknai sebagai pelanggaran moral atau kebaikan. Dosa selalu bermakna penolakan akan Yesus. Ia telah membuat banyak tanda, tetapi dunia masih tidak percaya (Yoh. 12:37). Penolakan akan Yesus berpuncak pada tindakan membunuh Yesus.

Roh Kudus menyadarkan dunia akan penolakan ini  menjadi dasar dari segala dosa: menolak untuk percaya kepada Yesus dan Bapa yang mengutus-Nya. Menolak untuk percaya berarti juga menolak kebenaran dan Sang Kebenaran. 

Dan Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, Via, Veritas et Vita. Para penuduh-Nya mempersalahkan Dia karena dianggap sebagi penghujat Allah (Yoh. 5:18; 7:129:24; 10:33).

Pengadilan Romawi dan Yahudi gagal membuktikan Yesus sebagai penghujat. Tetapi, Ia tetap dihukum mati. Mereka menolak Yesus, sekaligus mengingkari Dia yang mengutusNya.

Semua kebusukan pengadilan itu dibongkar pada hari ketiga setelah kematian-Nya. Kebangkitan-Nya membuktikan seluruh kebodohan yang mempersalahkan Yesus.

Roh Kudus menginsyafkan dunia akan penghakiman. Dunia telah menghakimi Yesus dan dengan cara itulah dunia dihakimi. Barang siapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman (Yoh. 3:18).

Kematian-Nya di kayu salib dan pemakaman-Nya seolah menjadi kemenangan dunia. Tetapi, kebangkitan Yesus dengan gilang-gemilang menyatakan kehancuran para musuhNya – kematian, maut dan setan.

Aku akan mengutus Dia kepadamu

Roh Kudus membimbing kita menyadari kasih dan pengampunan Allah. Ia juga menyingkapkan ketergantungan kita pada belas kasih dan rahmat-Nya.

Setiap saat kita membutuhkan daya kuasa Roh Kudus untuk membimbing kita melewati jalan-jalan yang menghadang dan menjerumuskan pada penyangkalan iman dan dosa. Roh Kudus menunjukkan jalan kasih dan kebenaran.

Saat Yesus menghadapi pencoba di padang gurun Yudea, Ia dinaungi oleh Roh. Santo Lukas melukiskan, “Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.” (Luk. 4:1). Dalam naungan-Nya pula Yesus mampu mengalahkan pencoba.

Katekese

Apa pun yang tidak berasal dari iman berasal dari dosa. Santo Augustinus, Uskup dari Hippo, 354-430:

“Ketika Tuhan bersabda tentang Roh Kudus, “Ia akan menginsafkan dunia akan dosa”, yang ia maksudkan adalah ketidak percayaan. Karena inilah yang Ia maksud ketika bersabda, “Karena dosa, mereka tetap tidak percaya kepada-Ku.”

Yang Ia maksud juga sama ketika Ia bersabda, “Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa.” (Yoh. 15:22). Ia tidak bersabda tentang [suatu masa] sebelum mereka berbuat dosa.

Terlebih, Ia ingin menunjukkan bahwa kekurangan iman yang menjadi sacara untuk percaya kepada-Nya bahkan ketika Ia hadir di hadapan merekan mereka dan berbicara pada mereka muka dengan muka.

Inilah kelompok orang yang dikuasai oleh “penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.” (Ef. 2:2).

Maka, mereka yang tidak memiliki iman sama sekali adalah anak-anak kejahatan karena mereka tidak memiliki apa pun yang ada dalam jiwa yang menjadi sebab untuk diampuni. Karena apapun yang mereka lakukan berasal dari kelemahan manusiawi, kebodohan atau apapun kehendak  jahat.

Namun anak-anak Allah adalah mereka yang, walau harus berkata ‘bahwa saya tidak berdosa’, mengingkari diri sendiri.

Dan, walaupun kebenaran tidak ada dalam diri mereka, mereka segera  mengaku dosa. Tindakan ini tidak dilakukan anak-anak si jahat.

Atau mereka tidak melakukan karena tidak memiliki iman seperi yang secara khusus dihayati anak-anak Allah. Anak-anak Allah yakin, karena “Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1Yoh. 1:9). (Against Two Letters Of The Pelagians 3.4)

Oratio-Missio

“Allah yang berbelas kasih, kami mohon, penuhilah hati kami dengan rahmat Roh Kudus-Mu. Limpahilah hati kami dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kelembutan hati, kebaikan, kesetiaan, kerendahan hati dan pengendalian diri.

Ajarilah kami untuk mengasihi mereka yang membenci kami dan untuk berdoa bagi mereka yang memperlakukan kami dengan sewenang-wenang.  Agar kami menjadi anak-anakMu  yang penuh kasih dan anak-anak Bapa, yang menciptakan matahari untuk yang jahat dan baik, yang mengirim hujan untuk yang jujur dan penipu.

Dalam kesulitan anugahilah kami kesabaran. Dalam kelimpahan, jagalah kami untuk rendah hati. Semoga kami mampu menjaga lidah kami dan semoga kami tidak terlekat pada kenikmatan dunia, tetapi haus akan yang Ilahi. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. (Doa Santo Anselmus, 1033-1109, terjemahan bebas). 

  • Apa yang perlu kulakukan untuk setia mendengarkan bisikan Roh Kudus?

si autem abiero, mittam eum ad vos – Ioannem 16:7

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here