Kamis. Pekan Biasa II (H)
- Ibr. 7:25-8:6
- Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17
- Mrk. 3:7-12
Lectio
7 Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, 8 dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya.
9 Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. 10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.
11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: “Engkaulah Anak Allah.” 12 Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Meditatio-Exegese
Yesus dengan murid-Nya menyingkir ke danau
Yesus menyingkir ke danau untuk memudahkan-Nya pergi ke tempat lain dan menghindari konflik lanjutan dengan kaum Farisi dan pengikut Herodes Antipas. Kedua kelompok itu sudah bersekongkol membunuh-Nya (Mrk. 3:6).
Perjalanan dengan perahu ke wilayah sekitar Danau Galilea pasti lebih mudah. Di tempat-tempat itulah Ia terus mewartakan Kerajaan Allah melalui pengajaran, penyembuhan dan pengusiran setan.
Ia melanjutkan karya pelanan yang telah dimulai di Kapernaum. Di daerah-daerah itulah Ia mulai membangun komunitas baru, Israel yang baru, jemaat Perjanjian Baru.
Yesus menyingkir bersama dengan para murid. Maka, mereka juga ambil bagian dalam permulaan perselisihan antara Yesus dengan para pemuka agama. Keterlibatan ini kelak menyeret mereka juga dalam pusaran konflik dengan penguasa.
Tetapi, di tepi danau orang banyak telah berkumpul menanti-Nya. Mereka berdesak-desakan, sehingga Yesus terhimpit. Maka, disuruh-Nyalah para murid menyediakan perahu, supaya Ia bisa sedikit ke tengah dan memberi jarak untuk dapat menyapa semua orang.
Banyak orang mengikuti-Nya
Rupanya karya Yesus di sekitar Kapernaum menarik minat begitu banyak orang dan mereka ingin berjumpa dengan-Nya. Mereka datang dari tujuh daerah, sebagai lambang bahwa yang datang berasal dari pelbagai suku dan bangsa, warna dan bahasa.
Ketujuh wilayah tidak hanya mencakup wilayah bangsa Israel: Galilea, Yehuda, Yerusalem. Tetapi juga wilayah bangsa lain: Idumea – kediaman keturunan Esau (Kej. 36:9) dan dikutuk Nabi Amos (Am. 1:10), seberang Yordan, Tirus dan Sidon – dua kota yang dikutuk Nabi Yesaya (Yes. 23:1-12), Yehezkiel (Yeh. 26:-28:26) dan Amos (Am. 1:9).
Berbeda dengan Santo Lukas, yang memberi peran penting pada orang Samaria, Santo Markus tidak menyebutnya sama sekali.
Kumpulan orang banyak yang berpusat pada Yesus direfleksikan sebagai pemenuhan nubuat nabi Perjanjian Lama. Nabi Yehezkiel bernubuat, “Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.
Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri …” (Yeh. 34:11-13a).
Namun, orang banyak itu tidak tertarik untuk menjadi pengikut Yesus. Mereka ingin menyentuh-Nya karena ingin sembuh dari penyakit dan kerasukan setan. Nuansa makna negatif pada orang banyak juga tercermin dari perilaku mereka yang berdesakan, sehingga mereka sampai menghimpit-Nya (Mrk. 3:9).
Inilah kontak pertama Yesus dengan orang banyak. Kelak orang banyak menekan dan menuntut Pilatus melepaskan Barabas dari hukuman mati. Puncaknya, mereka menuntut hukuman salib dijatuhkan pada Yesus (Mrk. 15:8-15).
Ia dengan keras melarang roh jahat memberitahukan siapa Dia
Setan atau roh jahat memang mengenal Yesus (Mrk. 1:24). Mereka selalu menunggu dan mencari kesempatan yang baik untuk menggagalkan tugas pengutusan Yesus (Luk. 4:13).
Kali ini, setan menggoda Yesus dengan ketenaran. Tetapi Yesus tegas menolak godaan dan menghardik mereka supaya menyingkir. Roh jahat itu tersungkur dan gemetar dihadapan-Nya (Mrk. 3: 11).
Di hadapan-Nya mereka mengakui bahwa Yesus adalah Kristus. Namun pengakuan itu tidak disertai dengan kasih dan wujudnya yang nyata dalam tindakan.
Santo Markus mencatat (Mrk. 3:12), ”Ia dengan keras melarang roh jahat memberitahukan siapa Dia.”, Et vehementer comminabatur eis, ne manifestarent illum.
Katekese
Karena Iman Kita Menjamah Yesus, Santo Augustinus dari Hippo, 354-430:
“Karena imanlah kita menjamah Yesus. Dan jauh lebih baik menjamah-Nya dengan iman dari pada menjamah-Nya atau menyentuhnya hanya dengan tangan dan tanpa iman. Tidaklah luar biasa bila kita menyentuh-Nya dengan kedua tangan kita.
Para penentang-Nya pun tanpa ragu menyentuh-Nya ketika mereka menangkap, membelenggu dan menggantung-Nya di kayu salib. Sebaliknya, sentuhan mereka pada-Nya yang didorong oleh sikap batin yang salah, sehingga membuat mereka kehilangan yang paling berharga yang seharusnya mereka pegang.
Ya, Gereja semesta! Hanyalah melalui iman yang teguh kita menjamah-Nya, karena “imanmu menyelamatkan engkau” (Yes. 1:10-18; Mat. 9:22; Mrk. 5:34; Mrk. 10:52; Luk. 8:48; Yoh. 20:29).” (Sermons, On Easter 148).
Oratio-Missio
Tuhan, nyalakanlah dalam hatiku kasih yang membara untuk mengasihi-Mu. Dan bebaskanlah aku dari segala hal yang menjauhkan aku dari pada-Mu. Amin.
- Apa yang perlu kulakukan untuk untuk mengatasi godaan untuk menyangkal Yesus?
Et vehementer comminabatur eis, ne manifestarent illum – Marcum 3:12