Jumat. Minggu Biasa XXIV. Peringatan Wajib Santo Andreas Kim Taegon, Paulus Chong Ha-sang, dkk. Martir Korea (M)
- 1Kor 15:12-20
- Mzm 17:1.6-7.8b.15
- Luk 8:1-3
Lectio
1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, 2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, 3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
Meditatio-Exegese
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati
Paulus telah mengajar tentang makna kebangkitan Kristus (1Kor. 15:1-11), tetapi mereka bergeming dari kepercayaan akan ketiadaan kebangkitan orang mati. Sedangkan bagi rasul bagi para bangsa itu, kebangkitan-Nya, seperti diwartakan para saksi iman, merupakan bukti paling menentukan atas kebangkitan seluruh manusia di masa depan.
Tradisi yang diwarisi Paulus menjadi landasan kokoh akan keyakinan tentang kebangkitan badan. Ia pasti memahami dengan baik warta para nabi tentang kebangkitan (Yes. 25:8; Yeh. 37:1-14; Hos. 6:2; 13:14). Atas dasar warisan imannya, kebangkitan Kristus menjadi landasan imannya dan seluruh pribadi.
Kristus yang bangkit dari kematian diimani tidak saja sebagai buah sulung kebangkitan, yang pertama bangkit dari mati. Ia juga menjadi sebab dan dasar utama kebangkitan yang akan datang (1Kor. 15:20; Katekismus Gereja Katolik, 655).
Paulus kemudian menantang orang yang ragu akan kebangkitan Kristus dan manusia dari mati dengan mengajukan 8 sesat pikir yang mereka miliki. Bila tidak ada kebangkitan, Kristus pasti tidak bangkit; seluruh pewartaan Injil sia-sia; iman akan Kristus tidak berguna; Paulus dan rekan kerjanya berdosa atas kebohongan yang mereka sampaikan tentang pengalaman Yesus yang bangkit.
Bila tidak ada kebangkitan, iman umat Korintus tidak memiliki dasar apa pun; mereka tetap hidup dalam dosa yang tak terampuni saat dibaptis; saudara dan saudari mereka yang telah mati mengalami kebinasaan kekal; dan sepanjang hidup menanggung kemalangan, bahkan paling malang saat mengali kesukaran dan pengejaran yang tidak ada akhir.
Di akhir pesan, Paulus menekankan kebenaran (1Kor. 15:20), “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.”, Nunc autem Christus resurrexit a mortuis, primitiae dormientium.
Yesus berkeliling, memberitakan Injil Kerajaan Allah
Yesus mewartakan Kabar Sukacita seperti dinubuatkan Nabi Yesaya (Luk. 4:18-19; Yes. 61:1-2). Tugas perutusan ini dilaksanakan-Nya dan kedua belas murid menyertai-Nya. Injil Markus menggunakan ungkapan “mengikuti Yesus” (bdk. Mrk. 1:18; 15:41).
Mengikuti-Nya menjadi syarat untuk menjadi sahabat dekat-Nya. Mereka tinggal bersama-Nya sepanjang hari dan malam, melaksakan apa yang diteladankan-Nya dan ambil bagian dalam karya pengutusan-Nya.
Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka
Berbeda dengan para rabbi atau guru agama lainnya, Yesus mengijinkan kaum perempuan mengikuti dan melayani-Nya. Catatan Santo Lukas “Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan” (Luk. 8:1-2).
Dalam komunitas iman yang berpusat pada Yesus laki-laki dan perempuan sederajad dalam martabat. Mereka semua mengikuti-Nya berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil.
Santo Lukas menyebut beberapa perempuan dari kalangan berpunya dan berpengaruh, antara lain Maria Magdalena, Susana istri Khuza, bendahara Herodes Antipas. Selanjutnya, dilukiskan (Luk. 8:3) “Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.”, et aliae multae, quae ministrabant eis de facultatibus suis.
Susana mengikuti Yesus karena ia menemukan Sang Kebenaran. Bisa diandaikan, setelah berjumpa dengan Yesus, Susana mendorong suaminya untuk jujur bekerja di istana yang pernuh persekongkolan dan korupsi.
Maria dari Magdala mengikuti-Nya karena Ia melepaskannya dari kesulitan hidup, yakni: penguasaan tujuh setan. Semua kaum perempuan itu mengikuti Yesus dari Galilea hingga kematian-Nya di Yerusalem (Luk. 8:2-3; 23:49).
Injil Lukas menyebut nama perempuan lain: Marta dan Maria (Luk. 10:38), Maria ibu Yakobus (Luk. 24:10) dan Hana, nabi perempuan dan berusia lanjut, angka 84, angka sempurna, 7 x 12 (Luk. 2:38).
Tak seperti dua belas rasul yang bangga karena dipilih sebagai kelompok khusus, para perempuan ini tidak pernah mencari kedudukan atau menuntut hak istimewa. Bandingkan dengan permintaan dua anak Zebedeus yang meminta kedudukan di sebalah kanan dan kiri-Nya, bahkan, meminta melalui ibu mereka.
Yesus menyentuh jiwa mereka dan sentuhan kasih-Nya membekas begitu dalam. Mereka bersyukur dan melakukan apa pun untuk-Nya, bahkan melakukan hal yang sepele. Mereka mempersembahkan seluruh kepunyaan mereka pada Yesus untuk digunakan-Nya apabila Ia menghendaki.
Injil Lukas sering disebut sebagai Injil untuk kaum perempuan. Santo Lukas menyajikan banyak kisah tentang relasi Yesus dengan kaum perempuan. Yesus membiarkan diri-Nya disentuh oleh perempuan yang sakit pendarahan tanpa merasa jijik dan tercemar karena kenajisan (Luk. 7:39; 8:44-45.54).
Berbeda dengan para guru pada jaman itu, Yesus menerima kaum perempuan mengikuti-Nya dan menjadi murid-Nya juga (Luk. 8: 2-3; 10:39). Ia membebaskan perempuan yang dirasuki setan dan memulihkan martabatnya (Luk. 13:13).
Ia juga sangat peka dan berbela rasa atas kesedihan janda yang ditinggal mati anaknya yang tunggal di Nain (Luk. 7:13). Karya kaum perempuan yang menyiapkan makanan merupakan tanda kehadiran Kerajaan Allah (Luk. 13:20-21).
Janda yang berdoa dengan penuh ketekunan menuntut haknya dipandang sebagai model doa (Luk. 18:1-8). Janda miskin yang mempersembahkan upahnya melambangkan kemurahan hati dan kesediaan untuk berbagi dengan sesama (Luk. 21:1-4).
Pada zaman itu, ketika kesaksian kaum perempuan dianggap tidak sah, Yesus menerima kesaksian mereka saat Ia mati di kayu salib, penguburan-Nya (Luk. 22:55-56); dan kebangkitan-Nya (Luk. 24:1-11.22-24).
Kaum perempuan justru berperan saat kematian Yesus. “Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome.
Mereka semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus.” (Mrk. 15:41-42).
Santo Markus menuliskan peran penting mereka dengan ungkapan bermakna gerak: mengikuti, melayani dan datang ke Yerusalem bersama Yesus.
Katekese
Setiap orang memiliki sesuatu untuk disumbangkan. Santo Augustinus dari Hippo, 354-430:
“Sebenarnya, kaum miskin pun memiliki sesuatu yang dapat dibagikan kepada sesama. Mari kita meminjamkan kaki untuk yang lumpuh; yang lain menjadi mata bagi yang buta; yang lain lagi mengunjungi orang sakit; dan yang lainnya lagi menguburkan orang mati.
Setiap orang bisa melaksanakan ini semua. Akhirnya, marilah kita menanggung bersama beban satu dengan yang lain, dan dengan cara ini kita memenuhi hukum Kristus.” (Sermon 41,9).
Oratio-Missio
Tuhan, nyalakanlah dalam hatiku hasrat untuk memberi dengan murah hati seluruh anugerah, talenta, dan seluruh sumber daya yang Engkau anugerahkan padaku, demi karya pewartaan Injil. Amin.
- Apa yan perlu aku lakukan untuk membantu Yesus mewartakan Kabar Baik?
Et Iohanna uxor Chuza procuratoris Herodis, et Susanna, et aliae multae, quae ministrabant eis de facultatibus suis – Lucam 8:3