Lectio Divina 22.05.2023 – Kuatkan Hatimu, Aku Mengalahkan Dunia

0
102 views
Aku telah mengalahkan dunia, by Vatican News

Senin. Hari Biasa Pekan Paskah VII (P)

  • Kis. 19:1-8
  • Mzm.2-3.4-5ac.6-7b
  • Yoh.16:29-33

Lectio

29 Kata murid-murid-Nya: “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. 30 Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.”

31 Jawab Yesus kepada mereka: “Percayakah kamu sekarang? 32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.

33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” 

Meditatio-Exegese

Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata

Para murid merasa sangat bangga karena Yesus menegaskan dan menyingkapkan bahwa Allah Bapa mengasihi mereka. Ia mengutus Yesus. Dan Yesus akan kembali kepada-Nya.

Sabda-Nya, “Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” (Yoh. 16:27-28).

Mereka menanggapi pernyataan Yesus, “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.” (Yoh. 16:29-30).

Para murid mulai tahu tentang identitas Yesus. “Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.” Benar, mereka percaya, tetapi kepercayaan itu seperti benih yang baru mulai tumbuh atau cahaya yang baru remang-remang.

Sedari dulu dan terus menerus, Yesus akan menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada siapa pun yang percaya pada-Nya. Namun Ia tidak tunduk pada pemahaman akan Allah yang dirancang pikiran manusia. Yesus mengatasi segalanya, melampaui rancangan manusia.

Sabda Tuhan melalui Nabi Yesaya (Yes. 55:8), “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku.”, Non enim cogitationes meae cogitationes vestrae, neque viae vestrae viae meae.  

Lihat, saatnya datang

Yesus Ia bertanya kepada mereka, “Percayakah kamu sekarang?” (Yoh. 16: 31). Iman para murid baru tumbuh, seperti benih pohon yang mulai berakar dan tunas menyembul ke permukaan tanah.

Mereka masih belum mampu secara lengkap mengenali misteri Allah dan Kabar Sukacita tentang Allah yang menyelamatkan.

Yesus menyadari bahwa para murid sedang bersemangat atas pengakuan iman mereka. Tetapi mereka harus menghadapi pengalaman yang tak terduga, mencengangkan dan menyakitkan hati. Mereka harus menghadapi sengsara dan wafat Kristus.

Menghadapi tantangan yang demikian kuat, cahaya iman yang sedang menyala bisa segera redup, bahkan, padam. Iman yang redup tidak cukup untuk menghadapi krisis dan tantangan yang sedemikian berat dan membutakan.

Digunakan ungkapan: ιδου ερχεται ωρα, idou erchtai hora, ecce venit hora, “Lihat saatnya sedang datang.” (Yoh. 16:32). Maka, Yesus berbicara tentang ‘saat’-Nya sedang datang dan bahkan sudah tiba.

Maknanya hanya tunggal, yaitu puncak hidup-Nya di dunia. Puncak itu adalah saat Ia ditinggikan atau dimuliakan di salib (bdk. Yoh. 12:23.27; 13:1; 17:1).

Sebelum saat itu datang, para murid harus menghadapi kegelapan iman, karena seolah-olah pangeran kegelapan, setan atau musuh lama seolah-olah berkuasa.

Sabda-Nya (Yoh. 16:32), “Kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri.”, ut dispergamini unusquisque in propria et me solum relinquatis.

Bahkan, tak jarang murid dari kalangan-Nya menjual-Nya. Pengkhianatan selalu mendera dan menandakan iman yang semula berkobar laksana api kini padam. Ia padam demi 30 keping uang perak (Mat. 27:3).

Mereka diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan meninggalkan Yesus seorang diri. 

Bapa menyertai Aku

Namun, dalam menghadapi situasi itu, para murid tidak boleh kendor dan terus meneladani Yesus. Ia bersabda (Yoh. 16:32), “Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.”, non sum solus, quia Pater mecum est.

Penyertaan Bapa selalu menjadi jaminan keselamatan, sama seperti ketika Ia mengutus Musa menghadapi Firaun, “Pergilah! Aku menyertai engkau.” (bdk. Kel. 3:12). Saat Allah menyertai mereka, Ia menyingkapkan kepastian akan identitas diri-Nya, supaya umat dapat berbakti kepada-Nya tanpa takut dan marah.

Ia menyingkapkan diri-Nya  sebagai YHWH, Yahwe, itulah nama-Nya turun temurun (Kel. 3:15). YHWH nama yang digunakan lebih dari enam ratus kali dalam PL dan PB.

Katekese

Dalam Kristus kita dianugerahi damai sejahtera. Santo Augustinus, Uskup dari Hippo, 354-430 :

“Ketika Yesus bersabda, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku.”, Ia tidak hanya bermaksud menyampaikan akan apa yang baru saja Ia katakan. Tetapi juga pada apa yang telah Ia katakan sejak lama, baik dari saat Ia memanggil para murid pertama, atau sepanjang Perjamuan Terakhir, ketika Ia memulai wejangan yang panjang dan mengagumkan in …

Ia memberitahukan hal ini untuk menjadi pokok pembahasan dalam wejangan-Nya, yakni, bahwa dalam Diri-Nya mereka dianugerahi damai sejahtera. Dan damai sejahtera ini tidak akan pernah berakhir. Damai sejahtera itu sendiri adalah anugerah atas tiap tindakan dan niat baik.” (Tractates On The Gospel Of John 104.1.15)

Oratio-Missio

Tuhan, bantulah aku untuk percaya pada kasih dan karya penebusan-Mu, khususnya ketika aku harus menghadapi penentangan, pengadilan dan pencobaan. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan ketika imanku hampir padam atau saat aku menghadapi kegelapan?

et non sum solus, quia Pater mecum es

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here