Lectio Divina 23.01.2021 – Kata Mereka, “Kamu Gila”

0
51 views
Kata mereka, “Kamu gila” - Sanak-saudara mencari Yesus by Rosary Man Jim.

Sabtu. Pekan Biasa II (H)  

  • Ibr. 9:2-3.11-14
  • Mzm 47:2-3.6-7.8-9
  • Mrk. 3:20-21

Lectio

20 Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. 21 Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.

Meditatio-Exegese

Yesus masuk ke sebuah rumah

Injil tulisan Santo Markus sangat unik. Kisah-kisah tentang Yesus ditampilkan seperti kolase dalam bingkai lukisan. Bingkai lukisan pada bagian ini adalah perselisihan pendapat antara Yesus dengan pemimpin masyarakat Yahudi.

Dalam bingkai juga diselipkan ‘foto’ keletihan Yesus dan para murid-Nya, panggilan para rasul, kejengkelan keluarga-Nya. Dan inilah bingkai terakhir kolase ini.

Mungkin Yesus pulang ke rumah Petrus di Kapernaum. Ia pulang bersama dengan para murid setelah mewartakan Kerajaan Allah di daerah sekitar. Mengetahui kalau Yesus pulang, orang banyak berkerumun di rumah Petrus.

Keberhasilan pewartaan membuat-Nya dikenal di wilayah sekitar Kapernaum. Bahkan orang dari tujuh wilayah pun datang pada-Nya (Mrk. 3:7-8).

Ia tidak mungkin menelantarkan mereka, maka Ia melayani mereka. Pelayanan itu membuat Ia dan para rasul tidak memiliki waktu luang untuk makan (Mrk. 3:20).

Di tengah kesibukan melayani, Santo Lukas mencatat bahwa Yesus selalu menyempatkan diri untuk menyepi di gunung dan berdoa di sana, terutama saat-saat Ia akan mengambil keputusan yang penting.

Tiga contoh disajikan berikut:

  • sebelum memilih dan menentukan para rasul (Luk. 6:12);
  • sebelum bertanya pada para rasul tentang identitas-Nya (Luk 9:18);
  • dan menjelang transfigurasi (Luk. 9:28).

Kata mereka Ia tidak waras lagi

Latar budaya pada saat itu, awal abad ke-1 Masehi, keluarga atau saudara-saudara mengacu pada relasi kekeluargaan yang sangat luas, dengan cakupan, misalnya: saudara tiri, sepupu, paman, dan tetangga satu kampung, desa.

Semua orang yang berasal dari desa Nazaret merasa memiliki hak untuk mengatur Anak Maria.

Bahkan hingga saat ini, di wilayah Timur Tengah, anak laki-laki masih berada dalam pengaruh ayah, kakak dan sanak keluarga yang lebih tua. Di perkirakan saat Yesus mulai berkarya, Bapak Yusup, bapak asuh-Nya, sudah meninggal.

Maka, para paman, sepupu, atau bahkan orang sekampung yang dituakan merasa bertanggung jawab atas Yesus.

Tentang relasi antara Yesus, Ibu Maria dan Bapak Yusuf, Gereja Katolik selalu berpegang pada ajaran iman bahwa Ibu Maria tetap perawan dan Yesus adalah anaknya satu-satunya, yang dikandung dari Roh Kudus (Luk. 2:7).

Namun, “Kadang-kadang orang mengajukan keberatan bahwa di dalam Kitab Suci dibicarakan tentang saudara dan saudari Yesus. Gereja selalu menafsirkan teks-teks itu dalam arti, bahwa mereka bukanlah anak-anak lain dari Perawan Maria.

Yakobus dan Yosef yang disebut sebagai ‘saudara-saudara Yesus’ (Mat. 13:55), merupakan anak-anak seorang ‘Maria’ yang adalah murid Yesus dan yang dinamakan ‘Maria yang lain’ (Mat. 28:1).

Sesuai dengan cara ungkapan yang dikenal dalam Perjanjian Lama, mereka itu sanak saudara Yesus yang dekat.” (dikutip dari Katekismus Gereja Katolik, 500).

Keluarga Yesus, ibu dan saudara-saudara-Nya, mau memaksa-Nya pulang ke Nazaret. Maksud mereka adalah untuk menyelamatkan Yesus.

Santo Markus menggunakan kata κρατησαι, kratesai, menangkap seseorang (bdk. Mrk. 6:17; 12:12; 14:1, 44, 46, 49, 51). Inilah kiranya yang menjadi maksud mereka.

Popularitas Yesus di wilayah Galilea mencemaskan mereka. Ketenaran yang melampaui ketenaran raja wilayah pasti mengundang penyelidikan seluruh aparat telik sandi/intelijen atau prajurit infanteri Romawi atau pemungut cukai.

Kondisi yang miskin akan semakin diperburuk karena itu.

Rupanya mereka salah duga. Ia tidak kehilangan akal sehat (bdk. 2Kor. 5:13). Seluruh pribadi Yesus terserap oleh usaha-Nya untuk melaksanakan sabda Allah. Ia bersabda, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh. 4:34).

Sering orang yang melaksanakan sabda Allah, seperti Yesus, disalah pahami. Mereka bahkan ditentang habis-habisan, bahkan oleh keluarga atau kerabat terdekatnya sendiri, karena (Mrk. 3:21) “kata mereka Ia tidak waras lagi.”, dicebant enim: “In furorem versus est”.   

Katekese

Sanak saudara Yesus yang cemas. Santo Hieronimus, 347-420:

“Dalam Injil kita baca bahwa bahkan sanak saudara ingin mengambil Dia karena Ia sudah tidak waras (Mrk. 3:21). Para musuhNya juga membenci-Nya dengan berkata, “Engkau orang Samaria dan kerasukan setan” (Yoh. 8:48).” (dikutip dari Letter 108, To Eustochium).

Oratio-missio

  • Tuhan, semoga aku menjadikan Engkau sebagai prioritas pertamaku dan selalu bersuka cita melakukan kehendak-Mu. Kuatkanlah aku ketika menghadapi penentangan dan ketidak-sukaan saat aku mewartakan kasih-Mu. Amin.
  • Apa yang perlu aku lakukan untuk mengatasi hambatan yang merintangiku ketika aku berbuat baik atau mewartakan dan melaksanakan sabda Allah?

Et cum audissent sui, exierunt tenere eum; dicebant enim: “In furorem versus est” – Marcum 3:21

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here