Lectio Divina 24.12.2022 – Mempersiapkan Jalan Bagi Sang Surya Pagi

0
245 views
Anakku, engkau akan menjadi nabi Allah yang maha tinggi, by Today's Mass

Sabtu. Hari Biasa Khusus Adven (Misa Pagi, U)

  • 2Sam. 7:1-5.8b-12.16
  • Mzm. 89:2-3.4-5.27.29
  • Luk. 1:67-79

Lectio

67 Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya: 68 “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, 69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, 70 -seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus.

71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, 72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, 73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, 74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,

75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. 76 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, 77 untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka,

78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, 79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.”

Meditatio-Exegese

Terpujilah Tuhan, Allah Israel

Madah Zakharia mengakar dalam hidup liturgis Gereja Perdana. Kutipan madah ini berserak sangat banyak dalam tulisan Perjanjian baru: dalam Injil (Luk. 1:46-55; 2: 14; 2, 29-32); dalam surat-surat Paulus  (1 Kor 13:1-13; Ef 1:3-14; 2:14-18; Fil 2:6-11; Kol 1:15-20); dan Wahyu (Why. 1:7; 4:8; 11:17-18; 12:10-12; 15:3-4; 18:1 – 19: 8).

Madah ini mencerminkan penghayatan dan perayaan iman dalam ibadat mingguan sejak Gereja didirikan. Madah ini juga menegaskan bahwa liturgi merupakan perayaan misteri dan pengakuan iman; serta terus menantik harapan agar tidak padan dan mengajarkan iman yang benar. 

Dalam Madah Zakharia, seluruh jemaat Gereja Perdana, termasuk yang berasal dari bangsa Yahudi, bermadah dengan suka cita, karena Allah melawat umatNya. Ia memenuhi janji yang diucapkanNya sejak purba kala dalam diri Yesus Kristus.

Madah ini disusun seperti orang yang mendaki gunung dari yang paling landai hingga puncak tertinggi. Umat seperti diajak untuk mengamati jalan yang harus ditempuh sejak jaman Abraham, bapa semua orang beriman (Luk. 1:68-73). Mereka mengalami titik awal pemenuhan janji Allah (Luk. 1:74-75)

Kemudian terus maju dan mengikuti jalan yang dibuka oleh Yohanes hingga saat kelahiran Yesus Kristus. Surya Kebenaran telah terbit dan mempersiapkan bagi semua orang jalan damai sejahtera (Luk. 1:76-79). 

 Zakharia memulai bermadah dengan melambungkan pujian pada Allah sebab Ia menyelamatkan dan membebaskan umat-Nya (Luk. 1:68). Ia menjanjikan Mesias yang gagah perkasa dari keturunan Daud (Luk. 1:69), seperti dinubuatkan para nabi (Luk. 1:70).

Sang Mesias akan melepaskan umat dari musuh dan mereka yang membenci umatNya (Luk. 1:71). Karya keselamatan Allah selalu merupakan anugerahNya, sebab Ia berbelas kasih pada manusia. Keselamatan bukan buah dari jasa manusia.

Dan Ia selalu memenuhi janjiNya, seperti yang diucapkan pada Abraham (Luk. 1: 72).

Inilah iman yang dihayat para bapa leluhur (Kel. 34:6) “Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya.”, Dominus, Dominus Deus, misericors et clemens, patiens et multae miserationis ac verax.

Zakharia lalu mengingat janji Allah pada Abraham : umatNya akan dilepaskan dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup. Inilah puncak gunung yang dituju (Luk. 1:73-75).

Engkau, hai anakku

Zakharia memusatkan perhatian pada nubuat tentang anaknya sendiri. Yohanes akan disebut sebagai nabi Allah Yang Mahatinggi. Ia berjalan mendahului Tuhan, mempersiapkan jalan bagi-Nya, dan memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa (Luk. 1:76-77). 

Zakharia menggemakan nubuat Nabi Yeremia tentang Mesias yang dinantikan. Sang nabi bersabda, “Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN. Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yer. 31:34).

Dalam tradisi biblis, ungkapan “mengenal” searti dengan “mengalami”. Maka, manusia mengalami kehadiran Allah melalui pengampunan dosa dan rekonsiliasi denganNya, sesama dan alam semesta.

Surya pagi dari tempat yang tinggi

Seluruh sejarah keselamatan yang dimadahkan Zakharia berpuncak pada tindakan belas kasih dari hati Allah. Ia mengutus Yesus Kristus, Sang Surya Pagi.

Ia menyinari  mereka yang tinggal dalam kegelapan dan bayang-bayang maut (Mat. 4:15-16; bdk. Yes. 8:23-9:1) dan menuntun mengarahkan kaki tiap pribadi kepada jalan damai sejahtera (Luk. 1:78-79).

Katekese

SabdaKu tidak akan berlalu. Penulis tak dikenal pada masa bapa Gereja,  dari Gereja Yunani: 

“Ya, pendahulu Kristus… Ya Pembaptis yang diilhami Allah. Kami meluhurkan Kristus yang menundukkan kepala-Nya di hadapanmu di Sungai Yordan dan menyucikan kodrat manusia yang mati …

Ya, Yohanes yang bijaksana, sang pendahulu, engkau telah melihat dari tepi sungai kemuliaan Sabda Bapa, Sang Putera, saat Ia berdiri di sungai; dan engkau telah melihat Roh Kudus turun seperti merpati, yang membersihkan dan menerangi hingga batas-batas bumi.

Bagimu misteri Allah Tritunggal Mahakudus disingkapkan. Kami bermadah menghormatimu hari raya ilahi untukmu.

“Ya, Pembaptis dan pendahulu, yang kuatkan oleh anugerah ilahi dari Kristus, engkau telah menunjukkan pada kami Anak Domba yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29, 35-36), dan dengan suka cita engkau pada hari itu menghantar dua muridmu pada-Nya (Yoh. 1:35-42).

Mohonlah pada-Nya agar damai sejahtera dan belas kasih-Nya dicurahkan pada jiwa kami.” (Synaxis Of John The Baptist)

Oratio-Missio

Tuhan, engkau selalu mengasihi dan berbelas kasih pada kami. Penuhilan hati ku dengan Roh Kudus agar aku mampu menjadi saksi suka cita Injil pada mereka yang ada di sekelilingku. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menghadap Sang Surya Kebenaran?

Benedictus Dominus, Deus Israel, quia visitavit et fecit redemptionem plebi suae – Lucam 1:68

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here