Lectio Divina 25.01.2024 – Diubah untuk Menjadi Saksi-Nya   

0
123 views
Yesus menampakkan Diri-Nya pada Saulus, by Nicolas Bernard Lépicié.

Kamis. Pesta Bertobatnya Santo Paulus, Rasul (P)

  • Kis. 22:3-16 atau Kis. 9:1-22
  • Mzm 117:1.2
  • Mrk 16:15-18

Lectio

15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.

17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” 

Meditatio-Exegese

Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu.

Saulus menganganut agama Yahudi yang taat hukum. Ia mengaku “disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi.” (Flp 3:5).

Dalam penghayatan agama, ia tidak hanya merasa lebih unggul di banding kaum sebangsa dalam menghayati agama, memelihara adat istiadat nenek moyang (Gal. 1:14). Tetapi, terlebih, ia mengaku (Gal. 1:13), “Tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.”,  quoniam supra modum persequebar ecclesiam Dei et expugnabam illam.

Paus Fransiskus mengajar, “Dalam kisah hidup Paulus, yang mengubah dirinya bukanlah gagasan atau keyakinan, tetapi perjumpaan dengan Tuhan, yang telah bangkit. Perjumpaan ini mengubah seluruh keberadaannya.

Kemanusiaannya, cintanya pada Allah dan kemuliaan-Nya tidak dihapus, tetapi diubah, ‘dibaharui’ oleh Roh Kudus. Hanya Roh Kuduslah yang mampu mengubah hati kita […]

Paulus bersaksi, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2Kor. 5:17). […]

Perjumpaan dengan Yesus Kristus mengubah anda dari dalam, menjadikan anda pribadi baru. Jika seseorang tinggal dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Inilah makna menjadi ciptaan baru.

Menjadi Kristen bukan berarti merias wajah yang mengubah wajah anda, bukan! Jika anda seorang Kristen, hati anda berubah. Tetapi jika anda menjadi Kristen [hanya] dalam penampilan, anda tidak akan berhasil… Kristen yang dibuat-buat tidak menghasilkan apapun. Perubahan sejati adalah perubahan hati. Dan hal ini terjadi pada Paulus. […]

Inilah hal-hal yang mengubah diri anda, yang memungkinkan anda mengenal hal berbeda, menikmati yang berlainan. Mari kita renungkan: “Apakah saya seorang pribadi yang beriman?” – “Baik” – “Apakah aku selalu berdoa?” – “Ya” – “Apakah aku selalu berusaha mematuhi perintah Allah?”  – “Ya” – Tetapi, di manakah Yesus dalam hidupmu?” – “Ah, tidak, au melakukan apa yang diperintahkan Gereja”.

Tapi di mana Yesus? Pernahkah anda pernah bertemu Yesus, sudahkah anda berbicara dengan-Nya? Apakah anda membaca Injil atau berbicara dengan Yesus, apakah anda ingat siapa Yesus? Inilah hal-hal yang sering kita abaikan.

Ketika Yesus memasuki hidup anda, seperti Dia memasuki hidup Paulus, Yesus masuk dan mengubah segalanya. Sering kali, kita mendengar komentar tentang orang-orang:

“Tetapi lihat dia, dia dulu brengsek, sekarang dia menjadi baik… siapa yang mengubah mereka?” Yesus. Mereka telah menemukan Yesus. Apakah hidup Kristen anda berubah? “Tidak, kurang lebih, ya…”. Jika Yesus tidak memasuki hidup anda, tak akan ada perubahan.

“Anda bisa menjadi Kristen hanya dari luarnya”. Namun, Yesus harus masuk dan mengubah anda. Inilah yang terjadi pada Paulus. Kita harus menemukan Yesus. Inilah sebab Paulus berkata bahwa kasih Kristus mendorong kita. Kasih itu mengantar kita maju.

Perubahan yang sama terjadi juga pada semua orang kudus. Mereka menjadi teladan kita, karena mereka menemukan Yesus. […]

Jika salah satu dari kita berkata, “Terima kasih, ya Tuhan, karena saya orang baik. Saya selalu berbuat baik, tidak melakukan dosa besar…”, ini bukan jalan yang baik. Ini adalah jalan untuk berpuas diri. Ini jalan untuk membenarkan diri sendiri dan menjadikan anda seorang Katolik yang menawan, bukan Katolik yang kudus.

Orang Katolik sejati, Kristen sejati, adalah orang yang menerima Yesus di dalam dirinya, yang mengubah hati anda. Ini pertanyaan yang saya ajukan kepada anda semua hari ini: apa arti Yesus bagi saya? Apakah aku sudah mengizinkan-Nya memasuki hatiku?

Atau apakah aku menjaga-Nya tetap dalam jangkauanku, agar Ia tidak perlu susah payah masuk dalam diriku? Sudahkah aku membiarkan diriku sendiri diubah oleh-Nya? Atau apakah Yesus hanya sebuah gagasan, sebuah teologi yang maju…

Dan inilah semangatnya: kapan seseorang menemukan Yesus dan merasakan api-Nya, seperti Paulus, ia harus memberitakan Yesus. Ia harus berbicara tentang-Nya; harus membantu orang, mereka harus melakukan kebaikan.

Ketika seseorang menemukan gagasan tentang Yesus, dia tetap menjadi ideolog beragama Kristen. Gagasab ini tidak pernyalamatkan. Hanya Yesus yang menyelamatkan, jika kita sudah bertemu dengan-Nya dan membuka pintu hati untuk-Nya.

Gagasan tentang Yesus tidak menyelamatkan anda! Semoga Tuhan membantu kita menemukan Yesus, berjumpa dengan Yesus. Dan semoga Yesus mengubah hidup kita dari dalam dan bantu kita untuk membantu orang lain menemukan-Nya.” (Audiensi umum, Lapangan Santo Petrus. 29 Maret 2023)

Beritakanlah Injil kepada segala makhluk

Yesus memberi mandat kepada kesebelas rasul untuk mewartakan Injil. Kemudian, untuk mengganti kedudukan Yudas Iskariot, yang mengkhianatiNya dan menggantung diri (Mat. 27:5), para rasul memilih dan mengangkat Matias (Kis. 1:26).

Dalam Injil Matius dan Lukas mandat Yesus untuk para rasul adalah mewartakan Injil kepada segala bangsa manusia, εθνη, ethne, gentes (Latin) (Mat. 28:19-20; Luk. 24:46-48). Tetapi, bagi Santo Markus, Injil diwartakan tidak hanya kepada seluruh dunia,  κοσμον, kosmou, tetapi juga kepada segala makhluk, παση τη κτισει, pase te ktisei, omni creaturae (Vulgata) (Mrk. 16:15), tanpa kecuali.

Dengan demikian, mandat itu bermakna ambil bagian dalam karya penebusan dan pemulihan seperti pada saat Allah melihat seluruh ciptaan-Nya baik  (Kej. 1:25); dan ketika Ia melihat manusia sungguh amat baik (Kej. 1:31).

Tugas mewartakan Injil, kerasulan, terutama dimandatkan kepada para Rasul dan para pengganti mereka atau uskup, serta seluruh anggota Gereja. Para Bapa Konsili Vatikan II mengajar, “Gereja diciptakan untuk menyebarluaskan kerajaan Kristus di mana-mana demi kemuliaan Allah Bapa … Sebab panggilan kristiani menurut hakikatnya merupakan panggilan untuk merasul juga.

Seperti dalam tata-susunan tubuh yang hidup tidak satu pun anggota berifat pasif melulu, melainkan juga beserta kehidupan tubuh juga ikut menjalankan kegiatannya, begitu pula dalam Tubuh Kristus, yakni Gereja, seluruh tubuh “menurut kadar pekerjaan masing-masing anggotanya mengembangkan tubuh” (Ef. 4:16) …

Dalam Gereja terdapat keanekaan pelayanan, tetapi kesatuan perutusan. Para Rasul serta para pengganti mereka oleh Kristus diserahi tugas mengajar, menyucikan dan memimpin atas nama dan kuasa-Nya.

Sedangkan kaum awam ikut serta mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus, menunaikan bagian mereka dalam perutusan segenap Umat Allah dalam gereja dan di dunia (Dekrit Kerasulan Awam, Apostolicam Actuocitatem, 2). 

Pembaptisan menjadi syarat untuk menerima keselamatan yang ditawarkan Allah. Tentang perlunya baptis, Bunda Gereja, dalam mengajar, “Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan (bdk. Yoh. 3:5). Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa (bdk. Mat. 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5).

Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini (bdk. Mrk. 16:16). Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi.” (Katekismus Gereja Katolik, 1257).

Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya

Perjanjian Baru mencatat cukup banyak tanda heran yang dibuat para rasul dan murid-muridNya, misalnya : mengusir setan (Luk. 10:17); mengusir setan, menyembuhkan yang lumpuh dan timpang (Kis. 8:7); berbicara dalam bahasa yang baru (Kis. 2:6-11).  Tulisan dan kesaksian tentang tanda heran semenjak Gereja Perdana pun berlimpah ruah hingga saat ini. 

Mukjizat semacam ini masih saja terjadi; tetapi sangat jarang. Kalau pun terjadi, pasti sangat istimewa. Santo Hieronimus menulis, “Mukjizat dulu amat penting pada awal mula untuk meyakinkan orang akan iman. Namun, sekali iman Gereja dihayati, mukjizat tidak diperlukan lagi.” (Comm. in Marcum). 

Ketekese

Kesaksian kita layak dipercaya bila kita hidup setia pada-Nya. Santo Yohanes Chrysostomus, 347-407:

“Paulus benar-benar bersaksi bagi Yesus, dan demikian juga seharusnya para saksi lainnya, melalui apa yang ia lakukan dan apa yang ia katakan. Kita juga harus menjadi saksi yang demikan itu, dan tidak mengkhiana apa yang telah dipercayakan kepada kita. Aku tidak hanya berbicara tentang ajaran, tetapi juga tentang cara hidup kita.

Perhatikan, apa yang ia ketahui, apa yang ia dengarkan, ia menjadi saksi atas seluru kebenaran di hadapan semua bangsa; dan tak ada satupun menjadi halangan baginya. Kita juga telah mendengar akan kebangkitan dan sepuluh ribu hal baik lainnya.

Maka, kita harus bersaksi atas semua hal ini dihadapan segala bangsa. “Pasti kami telah bersaksi,” katamu, “dan percaya.”

Bagaimana mungkin bersaksi, karena kita melakukan yang sebaliknya? Katakan padaku, jika seseorang berkata bahwa ia adalah seorang Kristen, tetapi berlaku munafik dan bertindak seperti orang yang tak mengenal Allah; apakah kesaksian orang ini layak dipercaya?

Tidak, tidak sama sekali. Karena orang akan mencari kesaksian sejati melalui perilakunya.

Demikian juga, jika kita berkata bahwa ada kebangkitan badan dan sepuluh ribu perbuatan baik, tetapi tetap melakukan hal yang tak pantas dan lebih memilih urusan dunia, siapa yang akan percaya pada kita?

Bagi semua umat, perhatikan bukan pada yang kita katakan, tetapi pada apa yang kita lakukan. Yesus bersabda, “kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1:8).

Kita bersaksi bukan hanya untuk para sahabat, tetapi juga untuk mereka yang tidak percaya. Inilah yang harus dilakukan para saksi : mereka harus tidak menarik mereka yang telah mengenal, melainkan mereka yang belum mengenal Tuhan.

Mari kita menjadi saksi yang layak dipercaya. Bagaimana kita menjadi layak dipercaya? Melalui hidup yang kita hayati.” (Homilies On The Acts Of The Apostles 47 ).

Oratio-Missio

Tuhan, kuatkanlah untuk menjadi saksi-Mu bagi sesama di sekelilingku dengan penuh suka cita. Kobarkanlah hatiku untuk menjadi saksi Injil dan kebangkitan-Mu. Amin.

  • Apa yang harus kulakukan saat aku enggan menjadi saksi Injil? Atau apa yang perlu kulakukan untuk  menjadi saksi-Nya yang handal seperti Santo Paulus?

Euntes in mundum universum praedicate evangelium omni creaturae – Marcum 16:15

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here