Lectio Divina 25.05.2020 – Aku Menyertai Kalian

0
257 views
Yesus menemani kita by ist

Senin (P)  

  • Kis. 19:1-8
  • Mzm. 68:2-3,4-5ac,6-7ab
  • Yoh. 16:29-33

29  Kata murid-murid-Nya: “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. 30  Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.”

31  Jawab Yesus kepada mereka: “Percayakah kamu sekarang? 32  Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. 33  Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”  

Meditatio-Exegese

Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata

Kepada para murid Yesus bersabda, “Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa” (Yoh. 16:27-28). Para murid begitu bangga akan penegasan Yesus akan:  kasih Bapa kepada mereka; Yesus berasal dari dan diutus oleh Bapa; dan akan kembali kepada Bapa.

Pengakuan iman itu ditanggapi mereka dengan berkata, “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah” (Yoh 16: 29-30).

Para murid mulai tahu tentang identitas Yesus. “Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.”

Benar, mereka percaya, tetapi kepercayaan itu seperti benih yang baru mulai tumbuh atau cahaya yang baru remang-remang. Sedari dulu dan terus menerus, Yesus akan menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada siapa pun yang percaya pada-Nya.

Namun Ia tidak pernah mau memasuki rancangan manusia. Sabda Tuhan melalui mulut dan tulisan Nabi Yesaya (Yes 55:8), “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku”,  Non enim cogitationes meae cogitationes vestrae, neque viae vestrae viae meae.

Yesus mengatasi segalanya, melampau rancangan manusia.   

Kamu meninggalkan Aku seorang diri. Aku tidak seorang diri. Bapa menyertai Aku

Yesus Ia bertanya kepada mereka, “Percayakah kamu sekarang?” (Yoh 16: 31). Iman para murid baru tumbuh. Yesus menyadari dan paham akan keadaan para murid-Nya. Mereka masih belum mampu secara lengkap mengenali misteri Allah dan Kabar Suka Cita tentang Allah yang menyelamatkan.

Yesus menyadari bahwa para murid sedang bersemangat atas pengakuan iman mereka; tetapi mereka harus menghadapi pengalaman yang tak terduga, mencengangkan dan menyakitkan hati: sengsara dan wafat Kristus.

Cahaya iman mereka yang redup bisa padam. Dan ada yang padam sama sekali karena 30 keping uang perak (Mat 27:3). Iman yang redup tidak cukup untuk menghadapi krisis dan tantangan yang sedemikian berat dan membutakan.

Santo Yohanes menggunakan ungkapan : ιδου ερχεται ωρα, idou erchtai hora, ecce venit hora, “Lihat saatnya sedang datang” (Yoh 16:32).

Yesus berbicara tentang ‘saat’-Nya sedang datang dan bahkan sudah tiba. Maknanya hanya tunggal, yaitu puncak hidup-Nya di dunia : saat Ia ditinggikan atau dimuliakan di salib (bdk. Yoh 12:23.27; 13:1; 17:1).

Sebelum saat itu datang, para murid harus menghadapi kegelapan iman, karena seolah-olah pangeran kegelapan, setan atau musuh lama seolah-olah berkuasa. Mereka diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan meninggalkan Yesus seorang diri. 

Namun, dalam menghadapi situasi itu, para murid tidak boleh kendor dan terus meneladani Yesus, karena Ia bersabda (Yoh. 16:32), “Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku”,non sum solus, quia Pater mecum est.

Penyertaan Bapa selalu menjadi jaminan keselamatan, sama seperti ketika Ia mengutus Musa menghadapi Firaun, “Pergilah! Aku menyertai engkau” (bdk. Kel. 3:12). Ketika Allah menyertai mereka Ia juga menyingkapkan kepastian akan identitas diri-Nya, supaya umat dapat berbakti kepada-Nya tanpa takut dan marah.

Ia menyingkapkan diri-Nya  sebagai YHWH, Yahwe, itulah nama-Nya turun temurun (Kel. 3: 15).  YHWH nama yang digunakan lebih dari enam ratus kali dalam PL dan PB.

Katekese

Dalam Kristus kita dianugerahi damai sejahtera. Santo Augustinus, Uskup dari Hippo, 354-430:

“Ketika Yesus bersabda, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku”, Ia tidak hanya bermaksud menyampaikan akan apa yang baru saja Ia katakan, tetapi juga pada apa yang telah Ia katakan sejak lama; baik dari saat Ia memanggil para murid pertama, atau sepanjang Perjamuan Terakhir, ketika Ia memulai wejangan yang panjang dan mengagumkan ini …

Ia memberitahukan hal ini untuk menjadi pokok pembahasan dalam wejangan-Nya, yakni, bahwa dalam Diri-Nya mereka dianugerahi damai sejahtera.

Dan damai sejahtera ini tidak akan pernah berakhir. Damai sejahtera itu sendiri adalah anugerah atas tiap tindakan dan niat baik” (dikutip dari Tractates On The Gospel Of John 104.1.15)

Oratio-Missio

  • Tuhan, bantulah aku untuk percaya pada kasih dan karya penebusan-Mu, khususnya ketika aku harus menghadapi penentangan, pengadilan dan pencobaan. Anugerahkanlah padaku damai-Mu ketika aku dalam kesulitan dan bimbinglah aku untuk selalu memahami suka cita akan kemenangan-Mu atas dosa dan maut. Amin.
  • Apa yang perlu aku lakukan ketika imanku hampir padam atau saat aku menghadapi kegelapan?

et non sum solus, quia Pater mecum est – Ioannem 16:32

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here