Lectio Divina 26.11.2023 – Salah Seorang dari Saudara-Ku

0
282 views
Dialah saudara-Ku, by James Tissot

Minggu. Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam (P)

  • Yeh. 34:11-12.15-17
  • Mzm. 23:1-2a.2b-3.5-6
  • 1Kor. 15:20-26.28
  • Mat. 25:31-46

Lectio

31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.

44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?

45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”

Meditatio-Exegese

Aku akan menjadi hakim di antara domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan

Nabi Yehezkiel mengajak seluruh umat, terutama para pemimpin umat Allah untuk menilik seluruh pemberontakan mereka terhadap Allah. Pemberontakan melawan Perjanjian Sinai atau melawan Allah selalu berdampak buruk. Hidup menjadi terpuruk.

Para pemimpin di Timur Dekat, termasuk Israel  disimbolkan sebagai gembala (bdk. 2Sam. 5:1-2).  Tetapi, Nabi Yeremia menggunakan lambang itu untuk raja-raja Israel yang gagal menggembalakan umat Allah (Yer. 2:8; 10:21; 23:1-3). Dan Ia berjanji untuk mengutus gembala lain yang layak untuk memimpin umat-Nya  (Yer. 3:15; 23:4).

Melalui para nabi-Nya, Allah menjajikan gembala yang berasal dari wangsa Daud. Sabda-Nya, “Aku akan mengangkat satu orang gembala atas mereka… dia akan menggembalakan mereka, dan menjadi gembalanya. Dan Aku, Tuhan, akan menjadi Allah mereka serta hamba-Ku Daud menjadi raja di tengah-tengah mereka.” (bdk. Yes. 11: 10-12; Yer. 23:5-6; Yeh. 34:23-24). Nabi Zakharia melanjutkan nubuat yang sama pada akhir abad ke-6 sebelum Masehi (Za. 11:4-17; 13:7).

Nabi Yehezkiel melukiskan kekejaman dan kegagalam para pemimpin Israel dan Yehuda dalam menggembalakan umat Allah. Mereka menghancurkannya, karena mengeksploitasi dan merampok kawanan yang dipercayakan pada mereka.

Gembala palsu itu hanya mau  menikmati susu, bulu, dan daging. Yang lemah tidak dikuatkan; yang sakit tidak diobati; yang tersesat tidak dicari dan dibawa pulang. Tiap anggota kawanan diijak-injak dengan kekerasan dan kekejaman (Yeh. 34:1-10).

Setelah di masa lalu para ‘gembala’ menyalah gunakan panggilan-Nya, Allah sendiri memutuskan untuk mengambil alih tugas para gembala. Ungkapan tegas ‘Aku sendiri’, ego ipse, diulang empat kali dalam Yeh. 34:11. 15 dua kali. 20).

Seluruh nubuat para nabi digenapi Anak Anak Allah sendiri pada abad ke-1 Masehi. Sabda-Nya (Yoh. 10:11; bdk. Mat. 1:1; Luk. 1:32-33), “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”, Ego sum pastor bonus; bonus pastor animam suam ponit pro ovibus.

Sebagai Gembala yang baik, Yesus  bertindak seperti nubuat Nabi Yehezkiel. Ia menyembuhkan menyembuhkan orang sakit, membuat orang buta melihat, memulihkan orang cacat. Ia merawat yang patah hati, mengampuni dosa dan mempersiapkan umat Perjanjian Baru untuk menyongsong Kerajaan-Nya.

Pada saat yang sama, Ia ‘menjadi lawan’ (Yeh. 34:10) para tua-tua, imam kepala, ahli Taurat, dan orang Farisi. Ia mengecam mereka dalam tujuh kutukan karena melanggar ketetapan perjanjian Sinai (Mat. 23:1-36). Dan Tuhan berjanji datang untuk “menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya” (Yeh. 34:16) dengan menilai pelanggaran mereka.

Para gembala di Palestina biasanya memelihara dan mencampur domba dan kambing dalam satu kawanan. Saat cuaca buruk menerjang, mereka mengumpulkan dan memisahkan kambing dari domba. Kambing-kambing dimasukkan dalam kandang yang lebih hangat, karena bulu mereka lebih tipis, sehingga tidak tahan cuaca dingin.

Seperti inilah cara Allah merawat semua manusia, tanpa kecuali. Tetapi akan tiba saatnya ketika Ia memisahkan ‘domba dari kambing’ pada saat penghakiman ilahi. Disingkapkan bahwa Ia mengecam praktik hidup menyimpang para pemimpin Perjanjian Lama (Mat. 24) dan meneruskan pengajaran panjang tentang pengadilan terakhir (Mat. 25), dengan menggunakan perumpamaan tentang domba dan kambing.

‘Kambing’ melambangkan siapa pun yang menentang kehendak Allah; sedangkan ‘domba’ adalah mereka yang menanggapi kasih Allah dan berbela rasa serta membagi kasih itu kepada sesama yang membutuhkan.

Penggenapan nubuat Nabi Yehezkiel terjadi ketika Yesus datang sebagai Hakim Ilahi yang memisahkan ‘domba’ dari ‘kambing’. Kawanan domba akan masuk ke dalam hidup yang kekal; sedangkan kawanan kambing masuk ke tempat siksaan yang kekal (Mat. 25:31-46).

Apabila Anak Manusia datang

“Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya” (Mat.25:31). Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan kuasa.

Yesus mengenakan gelar Anak Manusia seperti visio, penglihatan Nabi Daniel (Dan. 7:13-14). Gelar ini dikenakan pada Yesus berkali-kali (Mat. 8:20; 9:6; 10:23; 11:9; 12:8, 32, 40; 13:37.41; 16:13.27-28; 17:9.12.22; 19:18; 20:18; 24:27.30.37.39.44; 25:31; 26:2.24.45.64).

Kedatangan-Nya yang kedua sangat berbeda dengan kedatangan-Nya yang pertama. Pada saaat kedatangan pertama, Ia mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba (Fil. 2:5-11). Ia dikandung oleh Ibu Maria dan lahir di antara binatang ternak di Betlehen, dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di palungan (Luk. 2:7). Sebagai manusia, Ia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepalaNya (Mat. 8:20).

Perendahan diri serendah-rendahnya bertujuan agar Ia bisa tinggal di antara manusia, penuh kasih kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:14) dan dapat menarik semua orang datang pada-Nya (Yoh. 12:32). Maka, pada kedatangan-Nya yang kedua, tiada lagi tersedia saat untuk mengundang dan memikat hati manusia untuk datang pada-Nya.

Tiada lagi perendahan diri. Yesus datang datang dalam seluruh kemuliaan dan kuasa di hadapan seluruh bangsa manusia.

Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang

Anak Manusia bertindak seperti gembala. Ia memisahkan seorang dari pada yang lain, seperti gembala memisahkan domba di sisi kanan dan kambing di sisi kiri. Ia tidak melakukan kesalahan dalam memilah, karena tahu pasti mana domba dan mana kambing.

Yesus tidak menghakimi (bdk. Yoh. 3:17; 12:47). Masing-masing oranglah yang menghakimi diri sendiri berdasarkan apa yang mereka lakukan pada mereka yang kecil dan disingkirkan.

Kepada yang ada di sebelah kanan, Ia bersabda, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku”  (Mat. 25:34). Ia menyebut mereka diberkati, karena mereka menerima berkat yang dijanjikan Allah kepada Abraham dan keturunan-Nya (Kej. 12:3). Karena itu, mereka dipersilakan masuk ke dalam Kerajaan-Nya.   

Salah seorang dari saudara-Ku

Kelayakan untuk menempati sisi kanan atau sisi kiri Sang Raja ditentukan oleh tolok ukur yang telah diwartakan sejak semula,  yakni: melakukan amal kasih kepada sesama manusia, terutapa kepada yang miskin dan disingkirkan: makan, minum, tumpangan, pakaian, perawatan dan kunjungan.

Yesus menggemakan tuntutan Hukum Taurat yang menuntut orang kaya menyisakan panenan agar para janda dan anak yatim piatu mendapatkan makanan (Im. 19:9-10); para majikan harus membayar upah butuh harian tepat waktu, karena mereka tergantung dari upah itu untuk makan sehari-hari (Ul. 24:15).

Hukum Tuhan itu menyatakan, “Seorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas (Kel. 22:22). Nabi Amos mengecam mereka, “yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin” (Am. 4:1).

Dan Nabi Yesaya menyerukan kehendak Allah, “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri.” (Yes. 58:6-7).

Santo Matius menggunakan ungkapan αδελφων μου, adelphon mou, dari kata benda, adelphoi, saudara-Ku. Seluruh tuntuan Hukum Taurat dan para nabi digenapi dalam diri-Nya. Ia hadir dan dan dapat dijumpai dalam diri orang yang hina. Kepada mereka, saudara Yesus, seluruh tindakan kasih harus dilakukan.

Dengan kata lain, Yesus mengidentifikasi Diri-Nya dengan kaum miskin dan ditindas. Ia meminta tiap murid-Nya untuk mencurahkan kasih kepada mereka sebagai syarat untuk memasuki Kerajaan-Nya. Manusia tidak dapat mengharapkan ganjaran hidup abadi tanpa mengasihi Allah; dan kasih pada Allah terikat oleh kasih dan perhatian yang dicurahkan kepada kaum miskin dan ditindas (bdk. Katekismus Gereja Katolik, 2443).

Santo Yohanes mengingatkan, “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.” (1Yoh. 3:14-15).

Dan Ia bersabda (Mat. 25:40), “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”, Amen dico vobis: Quamdiu fecistis uni de his fratribus meis minimis, mihi fecistis.

Katekese

Ia memisahkan domba dari kambing. Santo Agustinus dari Hippo, 354-430.

“Yesus selalu menjaga kita ketika kita bangun dan ketika kita tidur. Jika kawanan kambing domba duniawi saja selamat karena penjagaan ketat seorang gembala manusia, betapa kita jauh lebih aman, karena memiliki Allah sebagai gembala kita. Bukan hanya karena Ia menghendaki untuk mengajar dan membantu kita, tetapi karena Ia adalah Pencipta kita.

“Dan hai kamu domba-domba-Ku, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan.” (Yeh. 34:17). Mengapa kambing jantan ditemukan di antara kawanan Allah?

Kambing yang akan di sisihkan ke sebelah kiri, dan domba yang dipelihara-Nya bersama-sama akan disisihkan ke sebelah kanan. Kedua jenis itu ditemukan di padang yang sama dan aliran sungai yang sama. Dan Ia mempelakukan kedua bersama-sama hingga kemudian dipisahkan.

Domba meneladan Allah yang panjang sabar dan penuh belas kasih. Ia akan memisahkan kawanan itu di kemudian hari, dengan memisahkan beberaka ke sebelah kanan dan yang lain ke sebelah kiri.” (Sermones, 47).

Oratio-Missio

Tuhan, kuasailah dan aturlah hidup-Ku. Semoga kasih-Mu mengarahkan hatiku untuk selalu memikirkan, melakukan dan mewartakan belas kasih dan kehendak-Mu. Amin.  

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk menyambut kedatangan-Nya?

Amen dico vobis: Quamdiu fecistis uni de his fratribus meis minimis, mihi fecistis” – Matthaeum 25:40

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here