Home BERITA Lectio Divina 27.3.2025 – Ia Lebih Perkasa daripada Be’elsebul

Lectio Divina 27.3.2025 – Ia Lebih Perkasa daripada Be’elsebul

0
12 views
Be'elzebul, Dewa Lalat, by Louis Le Breton

Kamis. Minggu III Prapaskah,  Hari Biasa (U)

  • Yer. 7:23-28
  • Mzm. 95:1-2.6-7.8-9
  • Luk. 11:14-23

Lectio

14 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seseorang setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu mulai berkata-kata. Lalu takjublah orang banyak. 15 Namun, ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Be’elzebul, pemimpin setan.” 16 Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai Dia.

17 Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah, pasti runtuh. 18 Jikalau Iblis itu juga terpecah dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya akan bertahan? Sebab, kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Be’elzebul.

19 Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Be’elzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Karena itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. 20 Namun, jika Aku mengusir setan dengan jari Allah, maka Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. 21 Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri,  amanlah segala miliknya.

22 Namun, jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya dan membagi-bagikan rampasannya. 23 Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”

Meditatio-Exegese

Dengarkanlah suara-Ku

Nabi Yeremia begitu kecewa pada umat. Saat Kerajaan Israel di utara dan Yehuda di selatan sedang mengalami masa kejayaan cukup panjang, ternyata, bangsa pilihan-nya tidak mau berbakti kepada Allah.  

Sang nabi berseru, “Namun, mereka tidak mau mendengarkan atau mengarahkan telinganya, melainkan mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya. Sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai hari ini, Aku mengutus kepadamu para nabi, hamba-hamba-Ku, hari demi hari, terus-menerus,

Akan tetapi, mereka tidak mau mendengarkan Aku dan mengarahkan telinganya. Bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahatdari pada nenek moyang mereka… Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka… Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah terhapus dari mulut mereka.” (Yer. 7:26-28).

Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul

Yesus mengusir setan yang membisukan. Ada dua tanggapan yang saling bertentangan di antara mereka yang menyaksikan karya-Nya. 

Mereka yang mengikuti-Nya mempercayai-Nya. Sedangkan orang yang tidak percaya menuduh Yesus bersekongkol dengan Be’elzebul, pemimpin setan (Luk. 11:15).

Bahkan, mereka meminta tanda ajaib dari surga untuk mencobai. Santo Markus mengidentifikasi orang-orang yang menolak Yesus sebagai Ahli-ahli Taurat dari Yerusalem (Mrk. 3:22).

Santo Lukas menggukan kata πειραζοντες, peirazontes, dari kata kerja peirazo, mencobai. Kata ini juga digunakan ketika setan mencobai Yesus di gurun (Luk. 4:1-13).

Tetapi, dibimbing Roh Kudus, Yesus mampu mengalahkan setan, si pencoba. Musuh lama itu tidak mau menyerah dan selalu menunggu kesempatan yang baik untuk kembali mencobai-Nya (Luk. 14:13).

Baal Zebub semula adalah dewa kesuburan bangsa Fenisia. Kemungkinan pemujaan padanya mulai dikenal ketika Izebel menjadi permaisuri raja Ahab. Baal Zebub, yang oleh para rabbi diucapkan be’elzebul, bermakna “tuan kotoran, penguasa lalat”, yaitu kurban persembahan kepada berhala-berhala.

Di kemudian hari dalam tradisi bangsa Yahudi, Beelzebul, dewa kesuburan Ekron (2Raj. 2:2-16), diidentikkan dengan pemimpin/penghulu para setan.

Orang itu akan merampas perlengkapan senjata dan membagi-bagikan rampasannya.

Yesus memahami pikiran para penentang-Nya. Ia menjawab mereka dengan tiga lapis alasan.

Pertama, Ia mengungkapkan suatu perumpamaan tentang kehancuran kerajaan atau rumah tangga atau hidup seseorang dimulai dari perusakan di dalam. Maka tidaklah mungkin iblis akan menghancurkan dirinya sendiri.

Selanjutnya, Ia justru bertanya dengan kuasa siapa para murid orang Farisi dan Ahli Taurat mengusir setan. Praktik pengusiran setan sangat lazim dilakukan pada jaman itu, termasuk oleh orang Farisi dan Ahli Taurat.

Akhirnya, Yesus menyingkapkan bahwa Ia lebih berkuasa dari pada Beelzebul. Ia telah meluluh lantakkan dan mengalah-Nya.

Ia mengidentifkasikan diri sebagai Yang Lebih Kuat, “Jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya.” (Luk. 11:22).

Santo Lukas menggunakan kata ισχυροτερος, ischupoteros, dia yang lebih kuat. Yesus mengacu pada kuasa tangan Allah, digitus Dei. Melalui Musa, Allah mengalahkan Firaun dan para ahli sihirnya, lambang kuasa setani dan kerajaan kegelapan (bdk. Kel. 8:19).

Namun, kuasa Allah tidak bisa dikungkung oleh komunitas orang yang percaya kepada Yesus. Ia juga bisa menggerakkan orang-orang di luar komunitas untuk melakukan kebaikan sesuai dengan kehendak-Nya. Para murid Yesus tidak bisa mengabaikan mereka.

Mereka adalah saudara-saudari dalam menegakkan Kerajaan-Nya. Orang Kristiani bukan pemilik Yesus Kristus. Sebaliknya: Yesus adalah Tuhan tiap pribadi.

Ia mengingatkan (Luk. 11:23), ”Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”, Qui non est mecum, adversum me est; et, qui non colligit mecum, dispergit.

Katekese

Allah membantu kita untuk bertobat sempurna. Santo Augustinus, Uskup dari Hippo, 354-430:

“Ketika kita mengubah hidup lama dan memberi roh kita sebuah citra baru, kita mengalami betapa sukar dan melelahkan untuk meninggalkan kegelapan yang berasal dari cara hidup duniawi menuju  kedamaian jiwa yang penuh dengan cahaya ilahi. Kita harus memohon bantuan Allah untuk mencapai pertobatan sempurna yang hendak kita tuju.” (Commentary on Psalm 6,5

Oratio-Missio 

Ya Tuhan, Allah kami, bantulah kami dengan rahmat-Mu; kami mohon kepada-Mu kesabaran dalam kesulitan, kerendahan hati dalam kelimpahan, keteguhan hati dalam pencobaan, dan kemenangan atas seluruh musuh rohani kami.

Berilah kami rasa benci terhadap dosa, rasa syukur atas kebaikan hati-Mu, rasa gentar atas pengadilan-Mu, kasih yang berkobar atas belas-kasih-Mu, dan selalu sadar akan kehadiran-Mu. Kini dan sepanjang masa. Amin (doa dari John Cosin, Uskup Durham, 1595–1672, terjemahan bebas,).

  • Apa yang perlu kulakukan supaya setan tidak menguasai hatiku?

Qui non est mecum, adversum me est; et, qui non colligit mecum, dispergit – Lucam 11:23

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here