Kamis. Minggu Biasa XXXIV, Hari Biasa (H)
- Why. 18:1-2.21-23; 19:1-3.9a
- Mzm. 100:2.3.4.5
- Luk. 21:20-28
Lectio
20 “Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. 21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, 22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis.
23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, 24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.”
25 “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”
Meditatio-Exegese
Apabila Yerusalem dikepung oleh tentara, ketahuilah, keruntuhannya sudah dekat
Umat Perjanjian Lama pada awal abad pertama Masehi meyakini keruntuhan Yerusalem sebagai akhir dunia, hari pengadilan terakhir. Para nabi telah menubuatkan sejak lama.
Nabi Yesaya, misalnya, bernubuat, “Sungguh, hari Tuhan datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang yang berdosa….
Aku akan membuat langit gemetar, dan bumipun akan bergoncang dari tempatnya, pada waktu amarah Tuhan semesta alam, dan pada hari murka-Nya yang menyala-nyala.” (Yes. 13:9-13; bdk. Yl. 2:1-2; Am. 5:18-20; Zef. 1:14-18).
Yesus mengingatkan akan kehancuran Yerusalaem sebagai konsekuensi atas penolakan terhadap Injil. Yerusalem menolak kunjungan Allah dalam diri Yesus Kristus (Luk. 19:44).
Sejarahwan Yahudi, Flavius Yosephus, tidak hanya melaporkan lebih dari satu juta orang dibantai. Tetapi juga menggambarkan bahwa pengepungan Yerusalem dilakukan bertahap hingga akhirnya pasukan dari empat legiun benar-benar rapat mengepung kota abadi itu.
Namun demikian, penduduk kota itu masih dapat melarikan diri dan memasok makanan dan keperluan sehari-hari. Maka Titus memerintahkan pembangunan dinding untuk memotong gerak para penyintas.
Flavius Yosephus melaporkan, “Panjang dinding mencapai empat puluh kali 204 meter… seluruhnya dikerjakan dalam waktu tiga hari. Apa yang sewajarnya dikerjakan beberapa bulan hanya butuh waktu demikian pendek.” (Wars of the Jews 5, 12, 1-2).
Sejarahwan Gereja, Eusebius menulis bahwa orang-orang Kristen yang tinggal di Yerusalem mengungsi ke luar negeri semenjak tahun 66. Secara rinci, ia menulis, “Para anggota Gereja di Yerusalem diperintahkan oleh penglihatan jauh sebelum perang terjadi, untuk meninggalkan kota itu dan tinggal di sebuah kota bernama Perea atau disebut Pella.” (Church History III, 5, 3).
Umat Kristen meninggalkan kota itu karena mengikuti ajaran Yesus dan penglihatan. Mereka mempersiapkan diri dan selamat. Kehancuran Yerusalem menjadi tanda ketujuh.
Penyelamatanmu sudah dekat
Pada akhirnya, menggunakan gelar Anak Manusia, Yesus berbicara tentang kedatangan-Nya yang kedua. Nubuat Nabi Daniel bergema, “… tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” (Dan. 7:13-14).
Ketika dihadapkan pada Mahkaman Agama Yahudi dan ditanyai apakah Ia adalah Mesias, Ia menjawab, “Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.” (Mrk. 14:61-62; bdk. Luk. 22.69).
Para murid-Nya tidak perlu mencari tahu kepastian kedatangan-Nya dalam hitungan waktu dunia, chronos. Benar terjadi tanda yang mengerikan pada alam semesta dan bangsa-bangsa (Luk. 21:25-26).
Namun, para murid Yesus tidak boleh gentar, Ia bersabda (Luk. 21:28), “Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”, respicite et levate capita vestra, quoniam appropinquat redemptio vestra.
Katekese
Tanda-tanda itu telah dinyatakan. Santo Augustine dari Hippo, 354-430:
“Tanda-tanda yang dinyatakan dalam Injil dan nubuat serta dipenuhi dalam diri kita menunjukkan akan kedatangan Tuhan… Kita sadar bahwa kedatangan itu sudah dekat, karena kita menyaksikan kepenuhan tanda-tanda tertentu akan kedatangan itu telah terpenuhi …
Tanda-tanda yang dinyatakan Kristus pada mereka untuk dicari terdaftar dalam Injil tulisan Santo Lukas: “Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat”.
Tanda ini telah terpenuhi dan tak seorang pun meragukan atas kejadian ini … .
Sangat jelas bahwa tiada satu pun negara atau tempat pada masa kini yang tidak terguncang atau direndahkan menurut sabda-Nya “kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini”. Semua tanda yang dilukiskan Injil dalam ayat-ayat terdahulu hampir semuanya telah terpenuhi.” (Letter 198).
Oratio-Missio
Tuhan, penuhilah aku dengan rasa syukur atas anugerah penyelamatan-Mu. Kuatkanlah harapanku akan keselamatan-Mu. Semoga aku Kau dapati pantas dan layak pada saat yang telah ditentukan itu. Amin.
- Apa yang perlu aku lakukan untuk menyongsong saat saat penyelamatanku?
respicite et levate capita vestra, quoniam adpropinquat redemptio vestra – Lucam 21:28