Lectio Divina 6.9.2024 – Selalu Baru dan Segar

0
27 views
Jangan mengisikan anggur baru ke kantong kulit lama, by Nicole Murray, 2014

Jumat. Minggu Biasa XXII, Hari Biasa (H)

  • 1Kor 4:1-5
  • Mzm 37:3-4.5-6.27-28. 39-40
  • Luk 5:33-39

Lectio

33 Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.”

34 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? 35 Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

36 Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.

37 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur.

38 Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. 39  Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”  

Meditatio-Exegese

Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula

Yesus datang sebagai pembaharu, tetapi warta pembaharuan-Nya ditentang. Ada beragam alasan penentangan, antara lain: menghujat Allah, melawan kebiasaan umum, atau menentang hukum agama.

Kaum Farisi, salah satu pihak yang menentang-Nya, terlibat dalam silang pendapat dengan Yesus sejak awal karya-Nya (Luk. 5:3). Silang pendapat itu menyangkut banyak aspek praktik keagamaan: pengampunan dosa (Luk. 5:21-25); makan bersama pendosa (Luk 5:29-32; berpuasa (Luk 5:33-36); dan dua konflik tentang ketentuan Sabat (Luk. 6:1-5 dan Luk. 6:6-11).

Bagi Yesus pembaharuan merupakan keharusan. Pembaharuan dimulai dari disposisi batin – dari hostilitas ke hospitalitas, menentang Allah ke berpihak pada Allah dan sesama (bdk. Luk. 3:10-14).

Pembaharuan pasti pasti dilawan oleh mereka yang berpola pikir tertutup. Yesus mengingatkan jemaat dengan perumpamaan kain baru dan kain lama; dan wadah anggur baru dan anggur lama.

Pembaharuan akan tumbuh subur bila disambut dengan disposisi batin baru. Ia akan gagal apabila disambut dengan ketertutupan hati, budi dan perilaku.

Pembaharuan menjadi sia-sia ketika orang tahu makna penting pembaharuan, tetapi tidak memiliki kehendak untuk berubah. Mereka mengira “anggur tua itu lebih baik” (Luk. 5:39).

Sikap batin yang tepat diungkapkan dalam Mat 13:52, ”Hal Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.”

Ungkapan umum yang berlaku sejak masa awal Gereja Perdana menyingkapkan bahwa Perjanjian Baru tersembunyi dalam Perjanjian Lama; dan Perjanjian Lama disingkapkan dalam Perjanjian Baru.

Perjanjian Baru tidak menggantikan Perjanjian lama, tetapi memberi makna yang penuh dan menggenapi rencana keselamatan Allah yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus, Putera-Nya.

Terlebih, Yesus menghendaki setiap murid-Nya memiliki sikap batin dan tindakan bijaksana untuk menimbang apa yang lama dan yang baru. Ia tidak menghendaki sikap membabi-buta berpegang pada yang lama dan menentang apa yang baru seperti dihembuskan Roh Kudus.

Ia menghendaki budi dan hati para murid-Nya seumpama “kantong kulit baru untuk anggur baru”, terbuka dan siap sedia menerima “anggur baru Roh Kudus”. 

Apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa

Yesus menyamakan diri dengan mempelai pria yang mengundang para sahabat-Nya untuk pesta. Tak mungkin berpuasa di saat pesta. Yesus sadar akan risiko dianiaya atau, bahkan, dibunuh oleh mereka yang menentang warta Kerajaan Allah, “apabila mempelai itu diambil dari mereka” (Luk. 5:35). Dan, ternyata, Ia tidak dapat ditaklukkan.

Beberapa kali dalam Perjanjian Lama Allah hadir sebagai mempelai pria bagi umat (Yes. 49:15; 54:5.8; 62:4-5; Hos. 2:16-25). Dalam Perjanjian Baru, Yesus pun adalah mempelai pria bagi umat (Ef. 5:25). Penulis Kitab Wahyu berbicara tentang perjamuan kawin Anak Domba dengan mempelai-Nya, Yesusalem Surgawi (Why. 19:7-8; 21:2.9).

Kehadiran Yesus layak disambut dengan suka cita. Ia membebaskan para pengikut-Nya untuk tidak makan atau minum, walau Ia melakukannya selama empat puluh hari (Mat. 4:2).

Salah satu bentuk puasa, pengekangan diri, untuk menyambut-Nya adalah dengan mengendalikan mulut, mengendalikan keinginan yang tidak teratur atau mengendalikan kecenderungan berbuat dosa.

Sabda-Nya (Mat. 15:18-19), “Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.”, Quae autem procedunt de ore, de corde exeunt, et ea coinquinant hominem. De corde enim exeunt cogitationes malae, homicidia, adulteria, fornicationes, furta, falsa testimonia, blasphemiae.

Katekese

Pembaharuan pewartaan. Paus Fransiskus, Buenos Aires, 17 Desember 1936:

“Pembaruan pewartaan dapat memberikan kepada kaum beriman, juga mereka yang enggan dan tidak menjalankan iman mereka, sukacita baru dalam iman dan keberhasilan dalam karya pewartaan. Inti pesan ini akan selalu sama: Allah yang telah menyatakan kasih-Nya yang amat besar dalam Kristus yang disalib dan bangkit.

Allah terus-menerus membarui umat beriman-Nya, berapa pun usia mereka, “Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yes. 40:31).

Kristus adalah Injil yang kekal (Why. 14:6). Dia “tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibr. 13:8), namun kekayaan dan keindahan-Nya tiada habisnya.

Dia senantiasa muda dan merupakan sumber kebaruan yang tetap. Gereja tak pernah tidak mengagumi “alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah.” (Rom. 11:33).

Santo Yohanes dari Salib mengatakan bahwa “rumpun kebijaksanaan dan pengetahuan Allah sangat dalam dan sangat luas sehingga jiwa, betapapun banyaknya telah mengetahui hal itu, dapat selalu masuk lebih dalam menuju kedalamannya.”

Atau sebagaimana ditulis oleh Santo Ireneus, “Melalui kedatangan-Nya, Yesus membawa serta pada-Nya segala kebaruan.” 

Dengan kesegaran ini Dia selalu mampu memperbarui hidup kita dan masyarakat kita, dan bahkan jika pesan Kristiani telah melintasi masa-masa kegelapan dan kelemahan-kelemahan gerejawi, pesan itu tak pernah menjadi tua.

Yesus juga dapat menerobos kategori-kategori membosankan yang kita sertakan pada-Nya dan Dia senantiasa membuat kita takjub dengan daya cipta ilahi-Nya.

Kapan pun kita berusaha kembali kepada sumber dan memulihkan kesegaran asli Injil, jalan-jalan baru muncul, lorong-lorong kreativitas baru terbuka, dengan berbagai bentuk ungkapan, tanda-tanda dan kata-kata yang lebih fasih dengan makna baru bagi dunia dewasa ini. Setiap bentuk pewartaan Injil yang autentik selalu “baru.” (Seruan Apostolik, Sukacita Injil, Evangelii Gaudium, 11).

Oratio-Missio

Tuhan, penuhilah aku dengan Roh Kudus, dan bantulah aku untuk mencari-Mu melalui doa dan puasa dan ketekunan membaca sabdaMu. Semoga aku selalu menemukan suka cita dalam mengasihi dan melayani-Mu. Amin. 

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk selalu membuka Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?

 sed vinum novum in utres novos mittendum est, et utraque conservantur  – Lucam 5:38

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here