Lectio Divina 7.5.2024 – Roh Kudus Diutus Hanya Untukmu

0
60 views
Roh-Nya membimbingmu, by Mark Jennings

Selasa. Minggu Paskah VI, Hari Biasa (P)

  • Kis. 16:22-34
  • Mzm. 138:1-2a.2b-3.7c-8
  • Yoh. 16:5-11

Lectio

5 Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.

7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.  

Meditatio-Exegese

Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu

Di Filipi Paulus dan Silas dihadapkan pada tantangan iman: tenung. Tenung menghasilkan uang dan pengaruh. Maka, saat tenung dikalahkan, amarah membuncah dan kebencian menguasai akal sehat.

Mereka ditangkap dan dihadapkan pada pengadilan dengan dua alasan: pengacauan kota dan pelanggaran karena mempraktekkan agama asing. Keduanya dijatuhi hukuman sesah dan pemenjaraan.

Santo Yohanes Chrysostomus menulis, “Kita tak perlu menyesali peristiwa saat ini. Para rasul diserahkan pada kekacauan terburuk. Dan kita di sini menghabiskan waktu untuk mencari kesenangan dan pelarian diri. Pengejaran akan kenikmatan dan kesenangan menjadi sumber kehancuran kita.

Kita tidak memandang nilai penderitaan, walau atas luka ringan atau ejekan karena kasih pada Yesus Kristus. Marilah kita ingat penderitaan yang dialami para kudus. Tak satu pun menggentarkan hati atau membuat mereka ketakutan.

Penghinaan yang menyesakkan membuat mereka kuat dan memudahkan mereka melaksanakan karya Allah. Mereka tidak mengatakan, jika kita mewartakan Yesus Kristus, mengapa ia tidak datang untuk menyelamatkan kita?” (Homily on Acts, 35).

Saat di penjara dengan tingkat keamanan tertinggi, kedua rasul itu tidak mengutuki mereka yang mencelakai mereka. Paulus dan Silas justru memuji Allah dengan doa dan kidung pujian hingga terjadilah gempa yang melepaskan belenggu dan pintu penjara serta semua tahanan.

Saat kepala penjara menjumpai mereka dan tidak melarikan diri, ia mulai membuka hati. Santo Yohanes Chrysostomus menulis, “Perhatikan betapa sipir itu mengagumi para rasul. Ia membuka hatinya untuk mereka, ketika ia melihat pintu-pintu penjara terbuka. Ia menerangi lorong-lorong lebih jauh dengan obor. Tetapi ada obor lain yang menerangi hatinya. […]

Lalu ia membersihkan luka-luka mereka, dan jiwanya dibersihkan dari noda dosa. Saat ia menawarkan mereka makanan fisikal, ia mendapatkan kembali makanan surgawi. […] Kelembutan hatinya menunjukkan bahwa ia sungguh percaya bahwa semua dosanya sudah diampuni.” (Homily on Acts, 36).

Santo Paulus pada bagian akhir percakapan berkata (Kis. 15:31), “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”, Crede in Domino Iesu et salvus eris tu et domus tua..

Aku akan mengutus Dia kepadamu

Suasana hati para murid begitu sedih, karena mereka seolah akan ditinggalkan Yesus. Perpisahan dan kehilangan relasi sering menyakitkan hati. Yesus menyingkapkan bahwa Ia harus pergi meninggalkan mereka dan kembali kepada Bapa-Nya.

Tetapi para sahabat-Nya tidak ditinggalkan sendirian. Sabda-Nya, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.” (Yoh. 14:18). Ia hadir melalui daya kuasa Roh Kudus (bdk. 2Kor. 4:9; 6:16 b).

Santo Paulus mengingatkan bahwa, “tiada suatu pun dapat memisah kita dari kasih Allah dalam Kristus Yesus.” (Rm. 8:38-39). Dengan mengutus Roh Kudus pada para murid-Nya, Yesus hadir di tengah umat dengan cara baru dan tiada kunjung putus.

Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman 

Santo Yohanes menggunakan kata ελεγξει, elegzei: menunjukkan dengan alasan, membuktikan, menginsyafkan atau meyakinkan. Roh Kudus akan menguduskan manusia seperti Allah yang kudus. Namun pertama-tama Ia harus menunjukkan bahwa dunia berdosa.

Dosa tidak dimaknai sebagai pelanggaran moral atau kebaikan, tetapi penolakan akan Yesus. Ia telah membuat banyak tanda, tetapi dunia masih tidak percaya (Yoh. 12:37). Penolakan akan Yesus berpuncak pada tindakan membunuh Yesus.

Roh Kudus menyadarkan dunia akan penolakan ini  yang menjadi dasar dari segala dosa: menolak untuk percaya kepada Yesus dan Bapa yang mengutus-Nya. Menolak untuk percaya berarti juga menolak kebenaran dan Sang Kebenaran. 

Dan Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, Via, Veritas et Vita. Para penuduh-Nya mempersalahkan Dia karena dianggap sebagi penghujat Allah (Yoh. 5:18; 7:129:24; 10:33).

Pengadilan Romawi dan Yahudi gagal membuktikan Yesus sebagai penghujat. Tetapi, Ia tetap dihukum mati. Mereka menolak Yesus, sekaligus mengingkari Dia yang mengutus-Nya.

Semua kebusukan pengadilan itu dibongkar pada hari ketiga setelah kematian-Nya. Kebangkitan-Nya membuktikan seluruh kebodohan yang mempersalahkan Yesus.

Roh Kudus menginsyafkan dunia akan penghakiman. Dunia telah menghakimi Yesus dan dengan cara itulah dunia dihakimi. Barang siapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman (Yoh. 3:18).

Kematian-Nya di kayu salib dan pemakaman-Nya seolah menjadi kemenangan dunia. Tetapi, kebangkitan Yesus dengan gilang-gemilang menyatakan kehancuran para musuhNya – kematian, maut dan setan.

Aku akan mengutus Dia kepadamu

Roh Kudus membimbing kita menyadari kasih dan pengampunan Allah. Ia juga menyingkapkan ketergantungan tiap pribadi pada belas kasih dan rahmat-Nya.

Setiap saat daya kuasa Roh Kudus dibutuhkan untuk membimbing ke dalam kebenaran dan melewati jalan yang menjerumuskan pada penyangkalan iman dan dosa. Ia menunjukkan jalan kasih dan kebenaran.

Saat Yesus menghadapi pencoba di padang gurun Yudea, Ia dinaungi oleh Roh. Santo Lukas melukiskan, “Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.” (Luk. 4:1). Dalam naungan-Nya pula Yesus mampu mengalahkan pencoba.

Katekese

Apa pun yang tidak berasal dari iman berasal dari dosa. Santo Augustinus, Uskup dari Hippo, 354-430:

“Ketika Tuhan bersabda tentang Roh Kudus, “Ia akan menginsafkan dunia akan dosa”, yang ia maksudkan adalah ketidak percayaan. Karena inilah yang Ia maksud ketika bersabda, “Karena dosa, mereka tetap tidak percaya kepada-Ku.”

Yang Ia maksud juga sama ketika Ia bersabda, “Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa.” (Yoh. 15:22). Ia tidak bersabda tentang [suatu masa] sebelum mereka berbuat dosa.

Terlebih, Ia ingin menunjukkan bahwa kekurangan iman yang menjadi sacara untuk percaya kepada-Nya bahkan ketika Ia hadir di hadapan mereka dan berbicara pada mereka muka dengan muka. Inilah kelompok orang yang dikuasai oleh “penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.” (Ef. 2:2).

Maka, mereka yang tidak memiliki iman sama sekali adalah anak-anak kejahatan karena mereka tidak memiliki apa pun yang ada dalam jiwa yang menjadi sebab untuk diampuni. Karena apapun yang mereka lakukan berasal dari kelemahan manusiawi, kebodohan atau apa pun kehendak  jahat.

Namun anak-anak Allah adalah mereka yangmengingkari diri sendiri, walau harus berkata ‘bahwa saya tidak berdosa’. Walaupun kebenaran tidak ada dalam diri mereka, mereka segera mengaku dosa. Tindakan ini tidak dilakukan anak-anak si jahat.

Atau mereka tidak melakukan karena tidak memiliki iman seperi yang secara khusus dihayati anak-anak Allah. Anak-anak Allah yakin, karena “Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1Yoh. 1:9). (Against Two Letters Of The Pelagians 3.4)

Oratio-Missio

“Allah yang berbelas kasih, kami mohon, penuhilah hati kami dengan rahmat Roh Kudus-Mu. Limpahilah hati kami dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kelembutan hati, kebaikan, kesetiaan, kerendahan hati dan pengendalian diri.

Ajarilah kami untuk mengasihi mereka yang membenci kami dan untuk berdoa bagi mereka yang memperlakukan kami dengan sewenang-wenang.  Agar kami menjadi anak-anakMu yang penuh kasih dan anak-anak Bapa, yang menciptakan matahari untuk yang jahat dan baik, yang mengirim hujan untuk yang jujur dan penipu.

Dalam kesulitan anugahilah kami kesabaran. Dalam kelimpahan, jagalah kami untuk rendah hati. Semoga kami mampu menjaga lidah kami dan semoga kami tidak terlekat pada kenikmatan dunia, tetapi haus akan yang Ilahi. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. (Doa Santo Anselmus, 1033-1109, terjemahan bebas). 

  • Apa yang perlu kulakukan untuk setia mendengarkan bisikan Roh Kudus?

si autem abiero, mittam eum ad vos – Ioannem 16:7

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here