Tahun C-1. Kamis dalam Oktaf Paskah
Kamis, 25 April 2019.
Bacaan: Kis 3:11-26; Mzm 8:2a.5.6-7.8-9; Luk 24:35-48.
Renungan:
INJIL Lukas menekankan kebangkitan badan Yesus dengan 2 tanda bukti: melihat-menyentuh fisiknya terutama luka-lukaNya dan makan ikan goreng. Namun kembali lagi badan ini dapat hadir tiba-tiba di tengah mereka. Yesus menekankan bahwa Dia adalah pribadi yang sama sebagaimana dikenal oleh murid-muridNya, tetapi juga berbeda karena mempunyai tubuh surgawi dan kadang tidak dikenal oleh murid-muridNya. Penampakan ini disusul dengan pembukaan pikiran akan Kitab Suci dan kesaksian mengenai pertobatan.
Kita mewarisi pengalaman itu dalam sahadat rasuli “yang bangkit dari antara orang mati“. Iman ini mau mengajak kita bahwa hidup kita itu tidak selesai dengan kematian, tetapi kehidupan. Jadi salahlah jika orang mengatakan kematian itu menyelesaikan segala masalah. Justru masalah-masalah kita harus diselesaikan sebelum kematian kita.
Dengan kebangkitan badan itu, kita diingatkan untuk tidak meremehkan badan kita seakan-akan badan itu hanya sarana, yang suatu saat kita tinggalkan dan tidak pakai. Badan itu jendela dan ekpresi jiwa. Kita berdosa juga dengan badan, kita berbuat baik, mengasihi juga dengan badan. Maka nilai pertobatan, tidak hanya berhenti pada maksud baik, mulia dan luhur, tetapi juga harus menyentuh pada perubahan perilaku.
Kontemplasi:
Gambarkan pengalaman para murid berproses dalam iman akan kebangkitan Yesus.
Refleksi:
Apa makna kebangkitan Yesus bagi hidupku sekarang?
Doa
Ya Bapa, aku percaya bahwa segala perjuangan dan kesetiaan hidup tidak akan berakhir pada kematian tetapi hidup bersamaMu. Amin.
Perutusan:
Mohonlah rahmat untuk mengenal dan mengimati kebangkitanNya dengan tekun membaca dan merenungkan Kitab Suci.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)