Tahun C-1. Pekan Biasa XXII
Jumat, 6 September 2019
Bacaan: Kol 1:15-20; Mzm 100:2-5; Luk 5:33-39
Renungan:
KONFLIK Yesus dengan orang farisi dan ahli kitab pada waktu itu bermuara pada Pembaharuan mentalitas dan perilaku dalam hidup beriman diungkapkan oleh Tuhan Yesus dalam sebuah frase “…anggur baru harus disimpan dalam kantong yang baru”. Bagi Yesus, hidup beriman itu adalah relasi kasih; bukan kewajiban dan hak. Karena relasi itu dinamis dan semakin lama semakin mendalam, maka ungkapannya pun juga bertumbuh. Semakin intim dengan Allah, semakin mendalam pula ungkapan kedekatan kita dengannya. Ungkapan itu tidak hanya nampak dalam kata-kata doa yang kita panjatkan, pengajaran indah dan menarik, kebiasaan ibadat yang luar biasa, tetapi juga harus nampak dalam perkataan, cara berpikir, kemampuan emosional dan perilaku. Jangan suci pas kalau di gereja atau persekutuan, tetapi suci juga dalam berpikir, emosi dan perilaku.
Relasi kasih suami isteri atau keluarga itu juga bertumbuh; tidak cukup dengan hanya membuat jadual bersama secara rutin atau tambahan acara bersama, tetapi juga dibangun dengan sharing, surprise/kejutan, hang out, hadiah, dll. Semakin dekat satu sama lain, kewajiban itu menjadi sebuah pemberian diri, tanggungjawab menjadi sebuah kebahagiaan kasih. Kita tidak lagi berhitung seberapa besar yang telah kita berikan kepada pasangan/keluarga, saling menuntut kewajiban atau tanggungjawab, mencari hak untuk kita sendiri. Semakin mendalam relasi kita satu sama lain, maka dengan sendirinya ungkapan kedekatan kita juga semakin mendalam.
Bagi kita yang hidup sebagai imam maupun religius, kita diingatkan oleh Bapa Suci bahwa hidup kita juga perlu diperbaharui dalam mentalitas dan bentuknya. Pembaharuan hidup itu juga harus menjadi nyata dalam hidup berkomunitas kita, pola kita dalam berpastoral dan terlebih cara hidup kita. Kita harus lebih dikenal menjadi pionir perubahan, bukan penjaga tradisi, walaupun kita tidak boleh melepaskan akar hidup kita.
Kontemplasi:
Gambarkan perumpaan yang diberikan oleh Tuhan Yesus mengenai anggur baru kantong baru.
Refleksi:
Apakah imanku didasarkan pada hak kewajiban ataukan pada kedekatan relasi kasih? Bagaimana iman itu merubah cara berpikir, cara merasa dan perilaku serta hidupku?
Doa:
Ya Bapa, semoga aku senatiasa bertumbuh dalam kedakatan denganMu dari hari ke hari.
Perutusan:
Letakkanlah iman anda pada membangun relasi yang mendalam anda dengan Allah, lebih dari sekedar kewajiban dan hak.
(Morist MSF)- www.misafajava.org
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)