Senin, 9 Oktober 2017.
Bacaan: Yun 1:1-17;2:10; Yun 2:2-4.7; Luk 10:25-37.
Renungan
YUNUS melarikan diri dari perutusan Allah untuk mewartakan pertobatan ke Ninive. Bukan karena ia takut nyawanya terancam oleh penduduk Ninive, tetapi karena tidak senang dengan Ninive, yang telah menghancurkan Israel. Menurut Yunus, Nivive tidak perlu dipertobatkan tetapi layak dihancurkan. Ia taqwa kepada Allah tetapi tidak menyenangi perutusan Allah ini yang berlawanan dengan pertimbangan manusiawinya itu. Pelarian Yunus dari tanggungjawab perutusan itu membawa dampak juga pada orang-orang lain, yang tidak tahu menahu.
Mutasi bagi sebuah tarekat atau keuskupan adalah hal yang wajar. Semua imam semua religius mempunyai kecintaan terhadap keuskupan ataupun tarekat. Persoalan yang sering muncul adalah soal tugas perutusan yang kadang tidak “masuk” dalam pertimbangan kita. Seperti Yunus, kita bisa saja membuat aneka alasan disertai data yang membuat perutusan tersebut bukanlah sebuah perutusan yang tepat. Kita bernego, dan kadang pula mencari “perutusan sendiri”. Belajar dari pengalaman Yunus, kitapun belajar taat terhadap perutusan yang kita terima dari Allah melalui keuskupan ataupun tarekat, walaupun kadang tidak masuk dalam pertimbangan-pertimbangan kita pribadi. Selalu ada rencana yang indah dalam setiap tugas perutusan tersebut.
Demikian juga sebagai umat. Allah mengutus kita untuk mengambil bagian dalam tugas-tugas gerejani dan komunitas. Senang-tidak senang dengan tugas atau dengan teman sepelayanan kita kadang menjadi prioritas pilihan kita; lebih dari kepentingan gereja dan komunitas. Ketidaksenangan itu kita ungkapkan dengan tidak hadir dalam pertemuan komunitas atau ketidakmauan kita untuk bekerja atau komplain yang terus menerus kepada orang yang mengutus kita. Benar kita mencintai gereja dan komunitas kita, tetapi kadang-kadang kita mengedepankan cara berpikir kita sendiri dan menata gereja-komunitas menurut versi kita. Kembali lagi, seperti Yunus, kita diundang untuk belajar taat. Ketaatan pada tanggungjawab membuat kitapun diproses Allah dan membuat kita mampu melihat karya-karya Allah didalam hidup kita.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana kecintaan Yunus kepada Allah, dan sekaligus pertimbangannya untuk lari dari tanggungjawab perutusan yang diterimanya dari Allah.
Refleksi
Bagaimana aku melaksanakan tugas perutusan dan tanggungjawabku? Apakah aku belajar untuk tetap setia bahkan ketika perutusan itu tidak tepat dalam pertimbanganku?
Doa
Ya Bapa, ajar aku untuk setia dan percaya dalam setiap tugas perutusan yang Engkau berikan kepadaku. Amin.
Perutusan
Belajar untuk menerima tugas dan tanggungjawab dengan taat dan setia.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)