Rabu, 8 Agustus 2018. PW. S. Dominikus
Bacaan: Yer 31:1-7; Yer 31:10.11-12ab.13; Mat 15:21-28
Renungan:
TUHAN Yesus digambarkan begitu “cuek” dengan penderitaan yang dialami oleh wanita Kanaan yang anaknya kerasukan setan. Sikap cuek itu digambarkan dengan “tidak menjawab permintaan”, pernyataannya kepada para murid dan perkataannya kepada wanita Kanaan. Ini jelas bukan tipe Tuhan Yesus. Kisah ini mau mengajarkan baik kepada para murid maupun kepada setiap orang untuk percaya akan belaskasih Tuhan yang abadi. Ada dua hal yang mau Tuhan ajarkan kepada kita.
Pertama, Tuhan mau mengajarkan bahwa para murid harus belajar peka dan mau menanggapi terhadap penderitaan orang lain dan tidak sekedar berkata “itu bukan tanggungjawab dan tugas saya”. Belaskasih dan perhatian Tuhan mengatasi segala ras dan”tugas”.
Kedua, jangan takut meminta kerahiman Tuhan karena pikiran kita yang tersekat-sekat. Seperti wanita kanaan itu, setiap orang harus yakin bahwa belaskasih Tuhan itu ada untuk semua.
Dua pelajaran ini penting bagi kita untuk “peka”, “tanggap” dan berani “out of the box” ketika kita berhadapan dengan penderitaan hidup keluarga ataupun orang lain . Jangan berdalih bahwa “itu bukan tanggungjawab saya” atau “itu bukan misi kita” atau “itu bukan dari kalangan kita”. Belaskasih Allah itu abadi dan tidak dapat terkotak-kotak seakan-akan hanya diperuntukkan bagi orang tertentu saja.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana Tuhan Yesus memberikan pengajaran bahwa belaskasih Allah itu mengatasi segala kotak kehidupan.
Refleksi
Apakah aku belajar “peka”, “tanggap” dan berani “out of the box” ketika berhadapan dengan penderitaan sesama kita?
Doa
Ya Bapa, semoga aku semakin peka, tanggap dan berani mengambil tindakan ketika berhadapan dengan penderitaan hidup sesamaku.
Perutusan
Kita dipanggil untuk berdoa dan mengambil bagian dalam membantu mereka yang menderita.
https://www.youtube.com/watch?v=wPtOm9UXfnU
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)