Lentera Keluarga – Beriman secara benar

0
231 views

Tahun A-2. Minggu Prapaskah II
Selasa,  10 Maret 2020.
Bacaan:  Yes 1:10.16-20; Mzm 50:8-9.16bc-17.12.23; Mat 23:1-12. 

Renungan:

DALAM kotbah di bukit, Tuhan Yesus mengajar orang banyak dan murid-muridNya untuk belajar beriman dengan benar dengan mencermati hidup iman ahli Taurat dan orang Farisi pada jaman itu.  Menurut Tuhan, pengajaran iman mereka benar dan baik; namun cara hidup iman mereka yang tidak tepat karena dikuasai oleh sikap pamer/exhibisionis yaitu supaya dipuji dan dianggap hebat. 

Jika kita kaitkan dengan makna pertobatan, Tuhan mengingatkan kepada supaya iman kita bukan iman penampilan tetapi iman yang benar.  Dan biasanya ini dialami oleh orang yang sudah merasa cukup belajar dan ahli dalam hal keimanan, termasuk kami para gembala dan religius. Tidak kurangnya kami memberikan ajaran yang baik, pemaparan KS yang menyentuh hati, kesaksian iman yang heboh dan lucu, permintaan kepada umat untuk pantang puasa dan berobat selama masa prapskah tetapi kami juga berjuang keras untuk mempraktekkannya untuk diri sendiri.   Banyak gembala yang hebat, dicari, menarik, baik, pintar, tetapi tidak sedikit dari mereka yang “retak atau remuk”  dalam identitas hidup imamat dan religius di dalam.  Sabda Tuhan hari ini menjadi pengingat bagi kami, para gembara dan religius untuk belajar beriman dengan rendah hati. 

Sabda ini juga mengingkatkan kepada kita, supaya kita beriman juga tidak asal beriman dengan dalih “yang penting sudah melaksanakan kewajiban”; tetapi kita lakukan tanpa pembatinan dan tidak mengubah hidup kita secara mendasar. Banyak dari kita berseru-seru  “kami sudah dipulihkan”,  tetapi kita merasa puas sekedar tidak melakukan dosa lama, tetapi karakter, sifat, perilaku, emosi dan perkataan kita masih belum bertumbuh dewasa.  Kita mengaku dosa rutin, tetapi kita juga tidak penah mau belajar bertumbuh. Kita dengan gembira dan sukarela  menyumbang gereja dan kegiatannya, tetapi cara kita memberi dengan maksud tersembunyi. Hidup beriman, tahu banyak taat beribadat, tanpa merubah karakter hidup kita adalah iman yang superficial, dan mungkin juga ekhibisionis. 

Pengajaran Tuhan hari ini mengundang kita untuk masuk dalam pertobatan yang mendasar yaitu perubahan karakter hidup beriman yang mendalam; pertobatan pada sumber hidup kita yang paling dalam.  

Kontemplasi:

Renungkankanlah pengajaran yang diberikan Tuhan dalam Sabda di Bukit. 

Refleksi:

Apakah penghayatan imanku mengubah karakter hidupku seperti Kristus? ataukah aku masih berubah dalam hal yang superficial? 

Doa: 

Ya Tuhan, semoga dalam masa prapaska ini, kami boleh mengalami pertobatan yang mendasar dalam cara kami beriman. 

Perutusan:

Bangunlah pertobatan yang mendalam dan merubah karakter hidup anda, bukan hanya perbuatan anda yang kelihatan. 

(Morist-MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here