Jumat, 2 Februari 2018. Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah.
Bacaan: Mal 3:1-4: Mzm 24:7.8.9.10: Ibr 2:14-18; Luk 2:22-40
Renungan
LUKAS mengisahkan bahwa Yusuf dan Maria datang ke Yerusalem untuk dua ritus. Ritus pertama adalah pentahiran bagi Maria setelah melahirkan (Im 12:1-8). Setelah melahirkan, wanita dalam keadaan tidak kudus selama 40 hari (jika banyinya laki-laki) dan 80 hari (jika bayinya perempuan). Upacara pentahiran itu dilakukan dengan persembahan seekor anak domba atau seekor merpati. Orang-orang yang tidak mampu dalam mempersembahkan dua anak burung merpati (Im 12:8). Upacara kedua adalah persembahan anak sulung kepada Allah (Ul 13:1-2,11-16). Anak sulung ditebus dengan membayar 5 sikal perak (Bil 18:15-16). Lukas tidak mengatakan Yesus ditebus dengan persembahan karena Ia adalah penebus. Dari kisah ini, kita dapat menangkap bahwa Yusuf dan Maria serta Yesus adalah pribadi-pribadi yang taat pada Hukum Musa. Dan sejak awal, Yusuf dan Maria telah mewariskan iman itu sedemikian kuat dalam diri Yesus.
Tugas dan panggilan menjadi orang tua adalah “mentahirkan dirinya” dan mempersembahkan anak sejak awal kepada Allah sebagai ditetapkan dalam kebiasaan-kebiasaan iman. Tugas ini kita tampaknya dengan kebiasaan rohani yang kita tanamkan dalam diri kita sendiri dan keluarga. Hal mendasar dalam iman yang kita berikan kepada anak-anak begitu lahir adalah membaptiskannya. Baptis membawa anak pada situasi kudus; dikuduskan dari dosa asal, diangkat menjadi anak Allah, dan dimasukkan dalam warga gereja kudus. Maka kita perlu segera tanpa menunda-nunda membaptiskan anak.
Namun diingatkan pula, terutama dalam ritus baptisan, bahwa peran orang tua dan wali baptis demikian penting dalam pendampingan hidup iman anak selanjutnya. Pengudusan harus terus menerus terjadi, setidaknya kemudian anak-anak ini dapat menerima sakramen-sakramen dan menghidupi kebiasaan orang kristen terutama dalam 5 perintah gereja.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana Yusuf dan Maria adalah pribadi yang sangat taat pada Taurat dan mendidik Yesus dalam kebiasaan iman yang sama.
Refleksi
Bagaimana aku sebagai orang tua menguduskan anak-anak sejak dini di hadapan Tuhan, sejak ia lahir sampai sekarang ini?
Doa
Ya Bapa, ajarilah keluarga kami bertumbuh dalam iman dan kekudusan, serta mengambil bagian secara penuh dan baiuk sebagai warga gereja yang taat. Amin.
Perutusan
Baptiskanlah anak-anak dalam keluarga anda sejak dini dan kenalkan kepada mereka Allah dan kebiasaan iman gereja sejak dini (Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)