Lentera Keluarga – Dipakai dan Dibentuk Tuhan

0
207 views

Tahun A-2. Pekan Adven III
Jumat, 20 Desember 2019. 
Bacaan: Yes 7:10-14; Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; Luk 1:26-38.

Renungan:

BERBEDA dengan Matius yang memberikan peran kepada Yusuf, Lukas memberikan peran penting kepada Maria dalam masuknya sejarah keselamatan. Allah tidak menjadi Maria sebagai sarana, yang hanya melahirkan Yesus, tetapi menjadikan Maria sebagai prototipe pribadi beriman yang menerima Tuhan dengan segala totalitas. Berani meresikokan diri untuk pelaksanaan rencana Tuhan. Berani menundukkan rencana-rencananya dalam ketidakjelasan. Ia menjadi ibu yang melahirkan, mengasuh, mendidik, mendukung, dan mengambil bagian dalam hidup Yesus. Maria tidak hanya dipakai Allah, tetapi dibentuk oleh Allah. 

Ketika kita menerima perutusan, baik perutusan dari tarekat maupun dari gereja, reaksi manusiawi kita adalah mengkalkukasi dan mengukur kemampuan diri kita untuk menjawab apakah kita sanggup atau tidak. Fokus pada diri sendiri inilah yang membuat kita kemudian melupakan kepercayaan dan berkat yang akan kita terima dari Allah di kemudian hari. Setiap perutusan dan tugas yang kita terima harus kita hadapi hari ini sebagai sebuah “present”. Masa depan diatur oleh Tuhan sendiri. Allah tidak hanya meminta kita melaksanakan tugas dan perutusan tetapi Allah membentuk kita. 

Perjalanan hidup keluarga pun perlu kita terima sebagai sebuah “present”-hadiah. Pilihan atas sekolah yang berbeda dengan minat, tugas pekerjaan yang menuntut kepindahan rumah, tanggungjawab terhadap keluarga besar terutama menerima mereka yang sakit; ketika terima dengan suka cita akan menjadi berkat bagi kita. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana Maria melampaui keterbatasan dirinya dengan mengatakan 
“ya” kepada Allah. 

Refleksi:

Apakah aku menjadikan setiap tanggungjawab sebagai sebuah hadiah dari Allah dan melakukannya dengan tanggungjawab? Ataukah aku mengukur tugas dari Allah itu dari kemampuan diriku sendiri?

Doa: 

Ya Bapa, aku mengatakan “ya” atas pilihanMu dan melaksanakannya dengan sukacita dan syukur. Amin. 

Perutusan:

Jangan mengukur setiap tanggungjawab dari kemampuan anda pribadi. Lakukanlah tanggungjawab anda dengan sukacita, karena melaluinya, Allah membentuk anda menjadi lebih indah. 

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here