Tahun A-2. Minggu Paska III
Minggu, 26 April 2020
Bacaan: Kis 2:14.22-33; 1 Pet 1:7-21; Luk 24:13-35.
Renungan:
PADA bagian awal suratnya, Petrus mengingatkan kepada jemaat kristen di Asia Minor bahwa “kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia …..kamu ditebus bukan dengan fana …. melainkan dengan darah yang mahal yaitu Darah Kristus.” Pemahaman mengenai tebusan ini diambil dari latar belakang sosial-perbudakan dan hukum-mendapat hukuman. Penebusan artinya melakukan sebuah tindakan dan konsekwensi untuk mengganti, mengurangi, menyelamatkan dan membebaskan orang dari hukuman ataupun tanggungjawab. Dua hal yang diungkapkan oleh Petrus mengenai penebusan.
Pertama, bahwa hidup kita yang tidak benar dimasa lalu patut mendapatkan sanki dan hukuman yang setimpal. Sombong dan jumawa kalau kita mengatakan bahwa kita sanggup menerima hukuman, karena penderitaan yang kecil saja kita sudah sering mengeluh. Hukuman itu tidaklah sanggup kita tanggung, seberapa besar dan hebatnya dosa dan akibat dosa yang telah kita lakukan. Dan itu nampak dari hal kedua yaitu harga tebusannya itu tidak bisa kita bayar dengan perak dan emas dan barang fana, tetapi dengan hal yang sangat mahal yaitu darah Kristus. Maka konsekwensinya, ketika kita sudah dimerdekakan, setidak-tidaknya tahu berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan dan mewujudkankan dalam hidup sebagai orang merdeka.
Dalam hidup sehari-hari di keluarga, kita perlu menyadari bahwa rumah yang kita tempati, pendidikan yang boleh kita enyam, hidup baik yang kita rasakan, pekerjaan yang kita terima, di sana ada perjuangan dan keringat serta pergumulan dari orang tua kita. Mereka ada yang berjuang dari “nol” sampai pada kesuksesan bahwa perjuangan itu masih mereka rasakan akibatnya dalam sakit yang mereka derita sekarang ini. Dan tentunya semuanya itu dibuat untuk mereka sendiri, tetapi mereka siapkan untuk kita anak-anaknya. Selain itu, di balik kesuksesan pekerjaan kita, juga ada banyak orang yang berjuang siang malam membantu kita, walaupun juga untuk mendapatkan kehidupan, mereka juga mempunyai tanggungjawab untuk kebaikan bersama. Di balik bangunan gereja dan hidup para religius dan imam, di sana juga ada pengorbanan banyak umat. Demikian juga sebaliknya. Tidak ada dari kita yang sukses karena kita sendiri, walaupun benar bahwa kita harus bertanggungjawab atas hidup kita sendiri; tetapi kesuksesan dan keberhasilan kita tidak luput dari perjuangan dan hadiah yang diberikan oleh orang lain kepada kita. Inilah yang harus kita syukuri dan kita ungkapan syukur itu dengan mengapresiasi mereka, membalas kebaikan mereka dan mewujudkan hidup kita ini secara bertanggungjawab untuk diri kita dan kebaikan orang lain.
Kontemplasi:
Gambarkanlah hikmat penebusan yang disampaikan oleh Petrus.
Refleksi:
Apakah aku menyadari kebaikan Tuhan dalam hidupku, mengucap syukur setiap hari atas berkatNya dan hidup secara benar dan bertanggungjawab dalam iman?
Doa:
Ya Bapa, syukur dan terima kasih, melalui darah PuteraMu, Engkau mengasihi kami dan tidak membiarkan kami jatuh binasa karena kesombongan kami. Engkau membebaskan kami dan memberikan kepada kami martabat baru sebagai orang merdeka. Semoga kami ungkapkan martabat baru ini dalam hidup benar dan bertanggungjawab. Amin.
Perutusan:
Bersyukurlah kepada Tuhan atas pengorbanan yang Ia telah berikan kepada anda secara pribadi, dan pengorbanan orang-orang yang turut andil bagi kebaikan anda.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)