Tahun A-2. Pekan Biasa V
Selasa, 11 Februari 2020.
PF. S.P Maria di Lourdes
Bacaan: 1 Raj 8:22-23,27-30; Mzm 84:3.4.5.10.11; Mrk 7:1-13.
Renungan:
DOA Salomo itu indah. Bagian pertama mengungkapkan bagaimana ia mewarisi dan menghidupi janji Allah pada Daud, ayahnya dan kesetiaanNya kepada perjanjian (Mzm 132:12). Dalam doa itu juga Salomo mengungkapkan bahwa Allah tidak dapat dibatasi kehadiranNya dalam BaitNya saja. Kehadiran Allah lebih dari itu, sehingga setiap orang dimanapun dapat berdoa kepadaNya. Setelah kedua tersebut, Salomo membuat 7 permohonan yang berisi keadilan Allah dan pengampunan dosa serta pertolongan Allah bagi Israel. Dalam doa itu ada satu doa unik yaitu bahwa orang-orang asing akan datang dan berdoa di hadapan Bait Allah.
Doa Salomo menjadi doa kita para gembala jemaat dan keluarga. Doa itu tidak hanya kita doakan pada waktu doa umat; tetapi juga menjadi doa penyerahan seorang pemimpin kepada Allah. Tidak sedikit umat datang kepada para gembala atau religius untuk memohon doa. Dan kita harus mendoakan. Kita pun mendoakan kondisi dan situasi umat yang sedang mengalami kesulitan tanpa mereka minta. Atas nama gereja dan keluarga kita, kita juga memohonkan rahmat pengampunan kepada Allah atas kelemahan dan dosa. Kita berkewajiban mendoakan mereka, entah mereka meminta entah mereka tidak meminta.
Kontemplasi:
Rasakanlah hati Salomo ketika berdoa di hadapan Allah.
Refleksi:
Apakah selain berdoa untuk kepentinganku sendiri, aku juga berdoa untuk kepentingan jemaat dan keluarga yang kulayani?
Doa:
Ya Bapa, kepadaMu kubawa doa-doa dan intensi untuk saudara-saudara dan keluarga yang kulayani.
Perutusan:
Berdoalah untuk jemaat yang anda layani dan keluarga anda.
Doa untuk korban Novel Coronavirus.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
