Tahun C-1. Pekan Biasa XXVI.
Selasa, 8 Oktober 2019.
Bacaan: Yun 3:1-10; Mzm 130:1-4ab.7-8; Luk 10:38-42.
Renungan:
“MARTA..Marta engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Marta dan Maria kedua-dua sangat mengasihi Tuhan dan ingin memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Namun ada perbedaan mendasar diantara mereka. Marta berfokus pada pemikiran dan gagasan dia sendri bagaimana ia dapat membahagiakan Tuhan, sedangkan Maria mau mendengarkan Tuhan dan melakukan apa yang dimaksudkan Tuhan. Kisah ini mau mengajarkan kepada kita untuk fokus pada kehehendak Allah.
Dalam relasi perkawinan, membahagiakan pasangan kita akan menjadi hal yang sulit jika kita tidak mendengarkan kebutuhannya dan fokus pada apa yang membahagiakannya. Dengan maksud baik dan karena tanggungjawab, kita bisa melakukan banyak hal untuk membahagiakan pasangan kita, namun jika tidak sesuai dengan apa yang menjadi harapan dan kebutuhannya maka segala yang kita lakukan itu tidak banyak efeknya bagi relasi kita. Membahagiakan pasangan hanya dapat kita lakukan ketika kita fokus padanya, mengenal apa yang menjadi kerinduan hatinya dan apa yang membahagiakannya.
Dalam pelayanan kita di gereja atau komunitas, kadang kita juga ingin memberikan yang terbaik dengan membaharui banyak hal dan habis tenaga karya yang diberikan komunitas kepada kita. Kadang kita “frustasi” sendiri atau bersikap menuntut orang lain karena kita seakan tidak mendukung, tidak menghargai dan mungkin menyalahkan kita. Error kita adalah bahwa kita fokus pada diri kita sendiri: berpikir dan melakukan apa yang terbaik menurut saya; bukan menurut keinginan dan kebutuhan komunitas.
Bukan banyak hal atau hal luar biasa yang dapat membuat orang yang kita kasihi berbahagia, tetapi pengenalan dan jawaban atas kerinduannya itulah, yang walaupun sederhana, dapat membahagiakan dan merekatkan relasi.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana perbedaan Marta dan Maria dalam memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Refleksi:
Bagaimana aku dapat memberikan yang terbaik bagi pasangan atau anggota keluarga/komunitasku? Apakah aku berfokus pada kebutuhan dan kerinduan mereka?
Doa:
Ya Bapa, semoga aku lebih mendengarkan, mengenal dan menjawab sabda dan kerinduanMu atas hidup kami.
Perutusan:
Berikanlah yang terbaik kepada orang lain dengan mengenal dan menjawab kerinduannya.
(Morist MSF)- www.misafajava.org
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)