Tahun C-1. Masa Biasa.
Sabtu, 9 Februari 2019.
Bacaan: Ibr 13:15-17.20-21; Mzm 23:1-31.3b-4.5-6; Mrk 6:30-34.
Renungan
SETELAH bekerja dan melayani begitu banyak orang yang datang pergi dan tidak ada waktu untuk makan (siang), Yesus mengajak murid-muridNya : “Marllah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian dan beristirahat sejenak.”. Menyendiri, tenang, dan berisitrahat adalah hak Yesus dan murid-muridNya. Namun melihat begitu banyak orang yang mengikutiNya, tergeraklah hatiNya oleh belaskasihan. Yesus mengambil tanggungjawab, menggeser kebutuhan pribadiNya untuk mengajar dan melayani mereka(pasti dengan kesungguhan dan sukacita).
Dalam keluarga inti, kita juga berhak menikmati waktu sendiri untuk refresing setelah lelah bekerja dan ribet dengan banyak perkara yang menyita banyak konsentrasi dan energi. Namun melihat anak-anak yang perlu kehadiran kita, pasangan yang meminta bantuan kita. kitapun dipanggil untuk memikul tanggungjawab, menggeser waktu istirahat kita untuk mereka.
Sebagai anggota keluarga, kita sebagai keluarga inti berhak untuk menata hidup keluarga sendiri karena kita sendiri perlu dana, waktu dan fokus pada keluarga sendiri. Namun kita tidak boleh melalaikan tanggungjawab kita terhadap kita terhadap orang tua kita dan saudara-saudara kita.
Sebagai pelayanan jemaat juga sama. Jemaat tidak tahu pola hidup religius dan pola hidup imamat kita. Mereka kadang tidak memahami bahwa kita telah lelah melayani dan perlu waktu istirahat. Kadang karena kepentingan mendesak mereka memberanikan diri datang untuk meminta bantuan kita. Mereka membutuhkan perimaan yang ramah dan menyejukkan, daripada penjelasan mengenai waktu terbatas dan kesibukan kita. Kita dapat menggeser waktu prbadi kita.
Janganlah biasakan menuntut hak dengan kemarahan kepada mereka. Simpanlah kelalahan itu untuk kita sendiri, dan tidak perlu dibesar-besarkan seakan kita melakukan pengorbanan luar biasa.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana Yesus berbelaskasih kepada orang banyak dan melayani mereka walaupun Yesus juga memerlukan istirahat.
Refleksi
Apakah aku berani keluar dari hakku dan menggesernya untuk mengambil tanggungjawab terhadap keluarga, komunitas dan kepentingan jemaat?
Doa
Ya Bapa, semoga belaskasih membuatku semakin berani menyisihkan hak dan mengemban tanggungjawab dengan sukacita dan kesungguhan.
Perutusan
Jangan tuntut hak pribadi dan besarkan pengorbanan anda di hadapan orang lain, layanilah mereka dengan sukacita dan kesungguhan.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)