Lentera Keluarga – Hal Berdoa

0
479 views

Tahun C-1. Selasa Prapaska I
Selasa, 12 Maret 2019.
Bacaan: Yes 55:10-11; Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; Mat 6:7-15.

Renungan: 

DOA adalah nadi bagi orang Yahudi. Ada begitu banyak jenis dan macam doa yang mereka praktekkan. Kebiasaan doa itu terungkap dalam Kitab Mazmur 55: 17 ; “Di waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis dan Ia mendengarkan suaraku”. Tuhan Yesus tidak mengritik kebiasaan berdoa yang baik ini. Yang dikritik adalah bahwa doa itu menjadi sebuah kebiasaan tanpa penghayatan, sebuah “show” untuk dilihat orang dan rumusan “panjang dan indah” yang kadang didramatisir.

Ketiga kritik Tuhan itu juga berlaku pada kita sekarang ini. Kita dimudahkan dengan begitu banyak rumusan doa, devosi, novena dll. Doa-doa ini tidak sekedar dibaca atau dilafalkan, tetapi harus menjadi ungkapan pribadi yang disertai dengan kesadaran dan penghayatan. Doa tanpa penghayatan akan membawa kita pada formalitas doa saja; tanpa rasa. Doa itu ungkapan hati yang bergerak sesuai dengan rasa; tetapi tidak sebuah “dramatisasi” sampai berteriak, histeris, menangis seakan-akan kita “action” di hadapan Allah.

Doa adalah sebuah dialog hidup pribadi antara kita dengan Allah yang natural, apa adanya. Doa sama seperti sebuah dialog akrab  dua pribadi Bapak dengan anakNya  yang saling mengenal, mendengar dan berbicara. Doa seperti ini memupuk kesehatian antara Bapak dengan anak. Ada kedekatan dan intimitas. Doa itu punya kuasa, bukan karena kata-katanya atau rumusannya tetapi karena menjadi ikatan dan kesatuan hati Bapak dengan anak.

Kontemplasi

Bacalah dengan penuh kesadaran dan rasakanlah dengan hati Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Tuhan.

Refleksi:

Apakah aku tekun berdoa? Dan apakah aku berdoa sungguh-sungguh dengan membawa budi, perasaan dan hatiku berdialog dengan Tuhan?

Doa:

Ya Bapa, di dalam doakku, kehendak dan rencanaMu adalah prioritas dalam hidupku lebih dari kebutuhan dan keinginanku pribadi. Amin.

Perutusan:

Bawalah rasa dan hati anda ketika anda berdoa baik itu ketika membaca doa atau mengungkapkan doa spontan.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here