Tahun C-1. Rabu Prapaska V
Rabu, 10 April 2019.
Bacaan: Dan 3:14-20.24-25.28; T.Dan 3:52.53.54.55.56; Luk 8:15.
Renungan:
IMAN yang diungkapkan dan dihayati oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak goyah ketika Nebukadzenar memaksa mereka untuk menyembah dewa dengan ancaman hukuman. Dengan berani mereka menjawab “Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dari dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui bahwa kamiu tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”.
Iman yang kokoh bukan tidak hanya nampak dalam pengakuan tetapi juga harus nampak dalam perbuatan sebagaimana dikatakan Tuhan Yesus, “Sekiranya kamui anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. “
Pilihan iman adalah pilihan yang tertinggi, bahkan lebih tinggi dari hidup kita sendiri. Menukar iman dengan kedudukan, kekayaan, status sosial, pernikahan atau penerimaan sosial baik untuk motif pura-pura, walaupun mengatakan “hatiku tetap untuk Tuhan” itu menyakitkan hati Allah. Allah tidak mau diduakan : “Sebab jangan engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang namaNya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.” (Kel 34:1-4). Masa Prapaskah membawa kita untuk mengambil keputusan setia kepada Bapa, dengan konsekwensi apapun.
Kontemplasi:
Gambarkanlah keberanian dan keteguhan Sadrahk, Mesakh dan Abednego di hadapan Nebukadnezar.
Refleksi:
Apakah aku menempatkan iman akan Allah lebih utama dan tidak menduakannya? Ataukah aku telah “menukar” Allah untuk mencari keselamatanku sendiri?
Doa
Ya Bapa, ajar aku untuk setia dan menyembah Engkau melalui perkataan, cara hidup dan perbuatanku. Amin.
Perutusan:
Jangan pernah duakan Allah dalam hidup anda baik melalui perkataan maupun perbuatan
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)