Tahun C-1. Pekan Biasa XXIV. Pesta St. Matius, Rasul dan Penulis Injil
Sabtu, 21 September 2019.
Bacaan: Ef 4:1-7.11-13; Mzm 19:2-3.4-5; Mat 9:9-13.
Renungan:
KEPADA jemaat di Efesus, Paulus menekankan pentingnya menghidupi identitas diri sebagai orang kristen “..supaya sebagai orang-orang yang telah dipanggil, kamu hidup sepadan dengan panggilan itu”. Cara hidup yang dimaksudkan Paulus terutama adalah “memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera “ untuk pembangunan Tubuh Kristus sambil berjalan bersama mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.
Nasihat Paulus itu menggema kepada kita dalam hidup menggereja sekarang. Salah satu korosi hidup beriman adalah konflik dalam pelayanan, baik antara anggota di dalam komunitas, rebutan “member” dan “saingan” kegiatan antar komunitas yang berbeda-beda, maupun dalam lingkungan sampai pada gereja lokal. Jika ada kegiatan yang muncul bukannya kesatuan hati tetapi persinggungan satu sama lain. Semakin banyak kegiatannya, semakin banyak pula persinggungan yang terjadi. Aneka konflik di dalam jemaat ini muncul bukan karena pertama-tama faktor organisasi tetapi karena faktor kekurangdewasaan pribadi untuk mampu membangun kebersamaan.
Kunci pembangunan komunitas sebagaimana diungkapkan Paulus adalah rendah hati, lemah sembut, sabar, saling mendukung dan mengusahakan kesatuan. Tidak mudah membangun kesatuan, tetapi itulah panggilan kita pertama-tama sebagai anak-anak Allah untuk bertumbuh dalam kedewasaan pribadi, dewasan sebagaimana Kristus teladankan untuk kita.
Nasihat Paulus itu juga dapat kita terapkan bagi bentuk panggilan kita masing-masing. Dalam dapat bercermin diri apakah dengan cara hidupku sekarang ini sepadan dengan identitasku: sebagai imam, religius, bapak/ibu keluarga, anak dlsb. Semoga setiap sebutan yang kita sandang itu menyadarkan akan cara hidup kita yang khas dan mengundang kita untuk lebih bertumbuh lagi.
Kontemplasi:
Gambarkan situasi jemaat Efesus dengan aneka bentuk kehidupan menjemaatnya, dan bagaimana nasihat Paulus menekankan menghidupi identitas.
Refleksi:
Bagaimana aku memelihara kesatuan dalam komunitas dan jemaat?
Doa:
Ya Bapa, semoga kami semakin bersatu setiap kali kami bertemu di dalam iman, sehingga kami boleh hidup sepadan dengan panggilan kami. Amin.
Perutusan:
Rawatlah kesatuan hati dalam komunitas dan jemaat mulai dari membangun kedewasaan diri sendiri.
(Morist MSF)- www.misafajava.org
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)