Lentera Keluarga – Karena Iman

0
288 views

Tahun C-1. Minggu Biasa VI. PW. S. Polikarpus, Uskup dan Martir
Sabtu, 23 Februari 2019.
Bacaan: Ibr 11:1-7; Mzm 145:2-3.4-5.10-11; Mrk 9:2-13.

Renungan:

IMAN adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat..” demikian Surat kepada orang Ibrani menggarisbawahi artinya “iman”.  Sederet tokoh iman disebut di dalam kutipan itu: Habel, Henokh, Abrahan dan Sara. Perjalanan hidup mereka tidaklah mudah. Mereka menjalani hidup dengan taat. Bahkan mereka juga tidak mendapatkan janji Allah ketika mereka ada di dunia ini. Tetapi mereka percaya bahwa Allah tidak malu atas mereka dan telah menyediakan hidup[ baru bagi mereka.

Ada banyak dalam hidup perkawinan itu tidak dapat dibuktikan tetapi kita percaya. Kita percaya akan perkataan pasangan kita, kesetiaannya, kejujurannya, kesungguhannya untuk mengasihi kita. Dan kepercayaan itulah yang membuat kita mempercayakan banyak hal mengenai rahasia-rahasia hidup kita kepadanya. Dan tanpa lambaran kepercayaan ini, cinta kasih suami isteri tidak menemukan dasarnya.   Kecurigaan dan ketidakpercayaan kepada pasangan, entah karena kesalahan masa lalu yang dia perbuat, apalagi sampai kecurigaan itu tidak obyektif dan disertai dengan kontrol total terhadap pasangan membuat kita akan masuk dalam paranoid. Dan perilaku seperti sangat mengganggu stabilitas perkawinan dan keluarga.

Kepercayaan itu mahal harganya. Jangan kita sia-siakan kepercayaan pasangan kita. Menyalahgunakan atau menghianati kepercayaan itu sangat menyakitkan hati. Seperti yang diungkapkan dalam Mzm 55:13-15 : Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia. Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku: kami yang bersama-sama bergaul dengan baik, dan masuk rumah Allah di tengah-tengah keramaian.

Kontemplasi

Renungkanlah arti kutipan awal dari Surat kepada orang Ibrani tentang iman.

Refleksi:

Apakah aku bertumbuh dalam kepercayaan kepada keluarga dan berani mempercayakan hidupku kepada mereka?

Doa:

Ya Bapa, semoga aku semakin bertumbuh dalam iman dan semakin berkembang pula dalam kepercayaan satu sama lain. Amin.

Perutusan:

Peganglah dan junjunglah tinggi kepercayaan orang lain kepada anda dengan sungguh-sungguh. Jangan salahgunakan dan sia-siakan.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here