Home BERITA Lentera Keluarga – Kebijaksanaan Yang Bengkok

Lentera Keluarga – Kebijaksanaan Yang Bengkok

0
Tahun A-2. Pekan Biasa V
Kamis, 13 Februari 2020. 
Bacaan: 1 Raj 11:4-13; Mzm 106:3-4.35-36.37.40; Mrk 7:24-30.

Renungan:

DIMANA kekuatan itu ada di situ pula kelamahan ada. Hikmat Salomo yang terkenal itu dibelokkan oleh hikmat pribadinya sendiri. Ia tidak sepenuhnya berpaut pada Allah. Ia telah menikahi wanita-wanita asing supaya tidak mengulangi dosa perzinahan Daud. Dan karena aneka alasan, kesetiaan dan hatinya kendor. Ia condong kepada cara hidup isteri-isterinya dan kepada dewa-dewi mereka. Ia mendirikan tempat bagi dewa dewi, mengikuti dewa dewi mereka dan mengadakan persembahan. Ia melakukan yang jahat di mata Tuhan. 

Ada dua pelajaran berharga yang dapat kita petik dari pengalaman Salomo ini. 

  1. pernikahan beda iman adalah sebuah tantangan bagi pihak kristen untuk setia. Tapi juga ada resiko untuk bergeser dari kesetiaan itu. Tidak jarang iman kristen dipertaruhkan untuk mempertahankan perkawinan. Yang lebih mengherankan lagi, justru kadang pihak lain menjadi kristen, tetapi justru yang kristen tidak menghayati imannya dengan benar dan memberi batu sandungan. Ada pula, orang kristen yang meminta pasangannya untuk mengikuti “klenik” dan “pemujaan” kepada yang bukan Allah. Karena “cinta yang salah” beberapa pasangan terpaksa melakukannya. Kesetiaan pada Allah jangan dikalahkan oleh perkawinan. 
  2. Kadang kita merasa kuat dan hebat dalam prinsip, dalam kebajikan, dalam kemampuan sehingga kita itu dikagumi dan dibicarakan banyak orang. Tetapi justru di situlah kejatuhan kita, ketika kita melupakan Allah dan mengandalkan diri sendiri dan menjadi sombong. Beberapa pelayanan jatuh dalam dosa mencari tenar, lupa melayani jemaat yang sederhana, susah dikontak, tidak mudah diberi masukan dan merasa diri benar. Apa yang kita banggakan dapat menjadi peluang bagi kuasa kegelapan untuk menyelinap. Perlu terus belajar setia kepada Tuhan dan rendah hati pada panggilan hidup dasari kita sebagai pelayanan. Kita perlu bertobat terus menerus. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana Salomo dapat jatuh ke dalam dosa dan melakukan yang jahat di mata Tuhan. 

Refleksi:

Apakah dengan segala berkat Tuhan dalam hidupku, aku tetap belajar setia dan rendah hati? 

Doa: 

Ya Bapa, ajarilah aku tetap bersikap rendah hati atas segala berkat yang Kauanugerahkan kepadaku; ajarilah aku untuk tetap taat dan setia, pada janji panggilan hidupMu. Ingatkanlah jalanku supaya tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri; supaya aku tetap berada dan berjalan dalam tuntutan kuasa RohMu. Amin. 

Perutusan:

Belajar untuk rendah hati menerima berkatNya dan setia pada panggilan dan rencanaNya.  

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version