Tahun A-2. Minggu Biasa IX.
PW Karolus Lwanga dan Teman Teman, Martir.
Rabu, 3 Juni 2020.
Bacaan: 2 Tim 1:1-3.6-12; Mzm 123:1-2a.2cd; Mrk 12:18-27.
Renungan:
KITA mengenal Timotius dari Kis 16. Ia lahir dari ibu Yahudi dan bapak Yunani. Ia bersama Paulus dalam perjalanan misi Paulus yang kedua dan ketiga. Paulus mengutusnya ke Korintus untuk mengurus persoalan-persoalan jemaat (1 Kor 4 dan 16) dan ke beberapa jemaat. Dan akhirnya ia menjadi pemimpin jemaat di Effesus (1 Tim 1:3).
Pesan Paulus kepada TImotius , “Kobarkanlah karunia Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku….jangan malu bersaksi tentang Tuhan dan janganlah malu karenaku..” Dapat digambarkan bagaimana Timotius yang masih muda harus banyak belajar dan masih belum percaya diri, apalagi role model nya berada dalam penjara. Paulus mengingatkan Timotius supaya jangan melihat diri sendiri, tetapi fokus pada karunia Allah yang akan memampukannya untuk menjadi pelayan Injil.
Menjadi kristen jangan membuat kita malu; kita justru harus bangga. Kalau kita malu, berarti sama dengan kita tidak percaya pada kebenaran iman. Apalagi sebagai pemimpin jemaat, rasa malu dan takut bersaksi, akan membuat gema kebenaran Injil sumir. Mengatasi rasa malu adalah dengan terus belajar dan mengandalkan Allah; mengatasi rasa takut adalah mastering apa yang telah diimani dan dipahami serta dihidupi. Iman kita dapat dipertanggungjawabkan dan kita harus bisa mempertanggungjawabkan yaitu dengan belajar dan terus belajar. Bagaimana kita dapat meyakinkan orang lain, jika kita sendiri tidak yakin dan tidak menghidupinya.
Kontemplasi:
Rasakan gema pesan Paulus itu kepada Timotius.
Refleksi:
Bagaimana perasaanku menjadi orang kristen? Dan bagaimana aku mengobarkan semangat pelayanan yang diberikan Tuhan kepadaku?
Doa:
Ya Bapa, semoga aku semakin bersemangat dan bertumbuh hidup sebagai orang kristen dan dalam tugas pelayanan yang dipercayakan kepadaku.
Perutusan:
Jangan malu menjadi orang kristen dan jangan takut untuk bersaksi.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)