Lentera Keluarga – Konflik dan Doa

0
415 views

Tahun A-2. Pekan Biasa VII
Selasa,  25 Februari 2020.
Bacaan:  Yak 4:1-10; Mzm 55:7-8.9-10a.10b-11a.23; Mrk 9:30-37.

Renungan:

MELANJUTKAN suratnya mengenai konflik antar jemaat, Yakobus mengingatkan bahwa walaupun orang berdoa dengan tujuan untuk memenangkan konflik  dan keinginan hawa nafsu tidak akan didengarkan Tuhan. Yakobus mengatakan “Atau kalian berdoa juga, tetapi tidak menerima apa-apa, karena kalian salah berdoa, sebab yang kalian minta akan kalian gunakan untuk memuaskan hawa nafsumu.”

Apa yang harus dilakukan ketika berada dalam konflik? Yang harus kita lawan pertama-tama bukan orang lain, tetapi diri sendiri. “Lawanlah Iblis …dekatilah Tuhan…sucikanlah hatimu…sadari..dan rendahkanlah dirimu”,  Karena konflik dan pertengkaran bersumber pada hawa nafsu dan keinginan, maka meredakan konflik harus dimulai dengan meredakan diri sendiri. 

Konflik antar jemaat maupun konflik dalam keluarga diselesaikan pertama-tama dengan kesadaran dan keberanian untuk menundukkan ’keinginan dan hawa nafsu” dalam diri kita. Alah tidak pernah mendukung doa-doa kita dengan tujuan membela dan menuruti keinginan kita. Jika kita sudah mampu menundukkan diri kita, maka konflik dan pertengkaran sesulit apapun akan lebih mudah untuk diselesaikan. 

Kontemplasi:

Rasakan pesan Yakobus pada jemaat yang sedang berkonflik, termasuk menggunakan doa sebagai sarana memenangkan konflik dan pertengkaran. 

Refleksi:

Apakah aku menggunakan doa untuk memenangkan keinginan dan hawa nafsuku sendiri? Apakah aku mau belajar menyelesaikan konflik dan pertengkaran dengan berani menundukkan diri sendiri?

Doa: 

Ya Bapa, ajarilah kami menundukkan diri sendiri sebelum kami berdialog untuk menyelesaikan persoalan dan pertengkaran dalam hidup kami. 

Perutusan:

Tundukkanlah keinginan, pikiran, dan hawa nafsu dalam diri anda, sebelum anda menyelesaikan konflik dengan orang lain.

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here