Tahun C-1 Adven IV Minggu, 23 Desember 2018. Bacaan: Mi 5:2-5a; Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19; Ibr 10:5-10; Luk 1:39-45
Renungan
“KURBAN dan persembahan tidak Engkau kehendaki..kepada kurban bakaran dan kurban penghapusan dosa Engkau juga tidak berkenan. ..Lihat Aku datang untuk melakukan kehendakMu”. Kurban bagi tradisi Yahudi itu penting dan utama; terutama untuk kepentingan penghapusan dosa (Im 1:4; 4:4). Tetapi hidup taat itu lebih utama dari menghapus dosa. Dalam kutipan lain, Hosea mengatakan “Aku menyukai kasih setia, dan bukan persembahan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari korban-korban bakaran.” (Hos 6:6). Secara sederhana dapat dikatakan : “jangan rajin minta maaf tetapi belajarlah untuk hidup benar supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama”.
Dalam relasi suami-isteri atau keluarga atau dalam komunitas sekalipun, meminta maaf itu penting tetapi belajar untuk mencintai dan tidak melukai hati itu lebih penting lagi. Relasi akan berat jikalau kita “nekat-sengaja” melakukan kata-kata dan tindakan melukai pasangan karena kita bisa meminta maaf kepadanya dan kita pasti dimaafkan. Jika pasangan kita kecewa dan tersakiti, janganlah kita mengulang hal yang sama dengan alasan lain tetapi marilah kita belajar untuk mencintainya atau setidaknya tidak melukainya. Walaupun kata maaf kita minta berkali-kali dan kita dimaafkan; walaupun kompensasi atau hadiah kita berikan kepadanya sebagai tanda kasih kita; tetapi kalau kita mengulang hal yang sama dan tidak belajar berbuat benar, maka segala itu tidak ada artinya bagi dia. Sejalan dengan sabda hari ini ” janganlah rajin meminta maaf, rajinlah belajar untuk setidaknya mengulang kesalahan yang sama dan tidak menyakiti orang yang anda cintai”.
Relasi kita dengan Tuhanpun demikian. Sakramen rekonsiliasi memang diberikan begitu lebar kepada kita. Tuhan akan mengampuni segala dosa kita. Kita boleh rajin menerima sakramen rekonsiliasi, buat silih, buat doa, buat novena; tetapi yang lebih penting hiduplah benar sebagai orang kristen; jangan sakiti hati Tuhan dengan ketidaktaatan dan ketidaksetiaan kita.
Kontemplasi
Rasakanlah kutipan dari Kitab Ibrani dalam bacaan hari ini.
Refleksi
Apakah dalam relasiku dengan Tuhan maupun sesama, aku belajar membahagiakan mereka dengan tidak mengulang-ulang kesalahan yang sama?
Doa
Ya Bapa, semoga aku semakin bijak belajar dari kesalahan masa lalu yang melukai hatiMu; dan tekun untuk hidup benar dan setia di hadapanMu. Amin.
Perutusan
Meminta maaflah jika anda salah; tetapi belajarlah dengan sekuat tenaga supaya anda tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)