Tahun C-1. Masa Biasa
Rabu, 30 Januari 2019
Bacaan:Ibr 10:11-18; Mzm 110:1,2.3.4; Mrk 4:1-20.
Renungan
KUALITAS Yesus sebagai imam agung dinyatakan dalam surat kepada orang Ibrani ‘Setiap imam melakukan pelayanan tiap-tiap hari dan berulang-ulang mempersembahkan kurban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapus dosa. Tetapi Kristus hanya mempersembahkan satu korban karena dosa, dan sesudah itu Ia duduk untuk selama-lamanya.,” Ketaatan dan penyerahan diri Yesus pada kehendak Bapa sampai wafat di salib menjadikan Ia sebagai imam dan sekaligus korban yang berkenan dan unggul dari semua korban. Kurban ini menjadi korban yang meluas sampai sekarang, yang kita kenangkan terus menerus di dalam Ekaristi. CInta kasih dan pengampunan Allah selalu tersedia untuk kita.
Cinta kasih dan pengampunan ini seperti benih terbaik yang ditaburkan dalam hati kita. Ketika kita mengabaikan kebaikan Tuhan, maka benih itu hanya akan jatuh di tepi jalan. Ketika kita menerima cinta kasih dan pengampunan Tuhan, tetapi hati kita masih begitu keras seperti batu, menutup diri-mengeraskan hati-dendam, maka sebanyak apapun benih yang kita hanya akan menyegarkan sesaat dan kemudian kita merasakan kekeringan kembali. Ketika hati kita dipenuhi dengan emosi, kesibukan/pengalam luka, cinta kasih dan pengampunan Tuhan juga akan sesaat bertumbuh di hati kita, tetapi akhirnya kalah dengan emosi dan luka.
Banyak orang merindukan dan terus mencari pengalaman akan Tuhan dengan aneka aktifitas dan kegiatan rohani, tetapi ketika tanah hidup kita tidak kita olah maka segalanya itu tidak akan ada buahnya. Begitu banyak retret-rekoleksi-pendampingan tidak ada bekasnya. Kita masih saja melalaikan Tuhan, kekeringan dan dikuasai oleh diri kita sendiri.
Aneka pengalaman rohani itu harus disertai dengan pengolahan hidup: menata kembali pikiran, emosi, hati dan tindakan kita selaras dengan Kristus. Pengolahan hidup ini mengantar kita untuk melihat karakter kita sendiri dan karakter Kristus. Pengolahan diri ini membutuhkan refleksi, menyembuhkan luka , mendengarkan dan berlatih dari Yesus dalam keheningan. Semakin dewasa hidup kita, maka cinta kasih dan pengampunan Tuhan juga akan bertumbuh dan berbuah begitu lebat dalam hidup kita.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana benih cinta kasih-pengampunan Allah itu jatuh kepada aneka jenih tanah?
Refleksi
Apakah dengan banyak aktifitas rohani, aku masih mengalami kekeringan hidup? Apakah aku menggunakan kesempatan dan waktu untuk pembinaan tanah hidupku?
Doa
Ya Bapa, semoga hidupku semakin berubah menjadi tanah yang subur. Amin
Perutusan
Jangan tuduh Allah kurang berkat ketika hidup anda kering, tetapi olahlah tanah hidup anda dahulu, maka berkat itu akan nyata.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)