Lentera Keluarga – Lebih Mendengarkan

0
253 views

Tahun A-2. Minggu Prapaskah IV
Sabtu, 28 Maret 2020
Bacaan: Yer 11:18-20; Mzm 7:2-3.9b-10.11-12; Yoh 7:40-53.

Renungan:

PENGAJARAN Tuhan Yesus membawa perbantahan di antara orang Yahudi, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi sendiri; ada banyak pikiran dan pendapat yang muncul di hati dan pikiran mereka tentang Yesus; bahkan para penjaga yang sudah mendapat tugaspun ragu untuk menangkapNya. Benar yang pernah diungkapkan oleh Simeon bahwa  “Anak ini akan menjadi tanpa perbantahan dan supaya menjadi nyata pikiran banyak orang”. Sulit bagi orang bahkan yang berpendidikan tinggi untuk percaya pada Yesus atau setidaknya memahami apa yang diajarkan dan diperbuat Tuhan karena mereka sudah terkurung dalam kebenaran-kebenaran yang mereka buat sendiri. Pertanyaan dan nasihat Nikodemus penting bagi kita “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah diperbuat-Nya?”

Pikiran, keraguan, kebenaran-kebenaran yang kita yakini kadang lebih berbicara daripada bersikap terbuka, mendengarkan dan berdialog. Hal ini terjadi bukan hanya dalam hidup beriman, tetapi juga dalam hidup bersama sehari-hari.  Kerap kali kita menilai orang dengan kebenaran dan pikiran-pikiran kita sendiri, sementara kita tidak pernah mendengarkan, berdialog dan berbicara pribadi dengan orang yang bersangkutan. 

Dalam hal beriman, pikiran dan kebenaran-kebenaran pribadi itu juga banyak membawa orang beriman meragukan hidup dan pelayanan Tuhan Yesus. 

Dalam masa prapaska ini, marilah kita lanjutkan penelitian batin kita. Kita kadang ragu dalam iman akan Yesus. Diragukan oleh pikiran, pengetahuan dan kebenaran-kebenaran kita sendiri. Saat prapakah ini menjadi kesempatan bagi kita untuk lebih dekat, mendengarkan, terlibat dan mengenal hati Tuhan Yesus secara lebih mendalam. 

Kesempatan ini bisa kita gunakan sebagai refleksi diri bahwa kita kerap pula menilai hidup orang lain dan menghakiminya, baik dalam pembicaraan kita maupun dalam medsos,  tanpa mengenal dan mengecek lebih dalam duduk persoalannya. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaiamana orang jatuh dalam keraguan tentang Tuhan Yesus karena pikiran, pandangan dan kebenaran mereka, tanpa mau terbuka terhadap hidup dan ajaran Tuhan sendiri. 

Refleksi:

Apakah aku juga mengalami keraguan iman karen pikiran dan kebenaran-kebenaranku sendiri? Apakah aku juga sering menilai dan menghakimi orang tanpa tahu, mendengar dan mengenalnya dengan benar?

Doa: 

Ya Bapa, semoga hati kami menjadi semakin terbuka di masa prapaskah ini untuk semakin mengenal Yesus PuteraMu dengan lebih dekat dan mendalam. 

Perutusan:

Marilah kita lebih mendengarkan dan mengenal dengan tepat, daripada menghakimi dan menilai dengan kebenaran dan pikiran kita sendiri. 

(Morist-MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here