Lentera Keluarga – Melawan Kuasa Jahat

0
590 views

Jumat, 13 Oktober  2017.
Bacaan:  Yl 1:13-15;2: 1-2; Mzm 9:2-3.6.16.8-9; Luk 11:15-26

Renungan

BAGIAN terakhir dari Injil hari mengatakan : Apabila roh jahat keluar dari manusia,  ia mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian;  dan karena tidak mendapatnya….Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu telah bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya,  dan mereka masuk dan tinggal di situ.”

Sungguh berbahaya orang yang menyembah berhala dan mengikatkan diri pada kuasa-kuasa roh jahat, karena roh jahat itu juga akan berusaha untuk mengingkat orang tersebut dengan aneka cara, bahkan ketika orang tersebut sudah dilepaskan dari kuasa roh jahat melalui eksorsis.  Demikian juga halnya bagi mereka yang pernah mengalami eksorsis karena pertahanan imannya lemah. Kelihaian siasat roh jahat adalah “menunggu saat yang tepat” sebagaimana nampak dalam pencobaan yang Yesus alami di Padang Gurun. Pengalaman eksorsis itu penting, tetapi yang lebih penting itu adalah menjaga dan mengupgrade daya tahan melawan kuasa roh jahat.

Dalam hidup berkeluargapun demikian. Banyak pria dan wanita yang telah dipulihkan hidupnya sebagai suami isteri dan satu keluarga, karena mengalami penyembuhan dalam sebuah retret ataupun pendampingan. Namun tidak sedikit dari mereka yang juga kembali kepada cara hidup yang lama, bahkan mungkin lebih parah lagi, karena hidup perkawinan dan keluarga mereka tidak mereka jaga dengan pola hidup beriman. Sebagian masih dan hanya mengandalkan support dari orang lain dan komunitas. Seberapapun besar dan kuatnya dukungan orang lain dan komunitas, tetapi kalau tidak disertai dengan penguatan diri sendiri, maka hidup perkawinan dan keluarga yang sudah baik ini akan mudah goncang. Kuasa roh jahat menginfllirtasi perkawinan dan hidup berkeluarga melalui celah-celah kerapuhan kita dan juga hidup anggota keluarga yang paling lemah.

Benteng kuat melawan kuasa roh jahat adalah dengan cara hidup perkawinan dan keluarga yang mengandalkan Tuhan. Ada banyak sarana yang dapat kita gunakan: doa-doa gereja, salah satunya adalah doa rosario, membaca sabda Tuhan, menerima sakramen-sakramen terutama pengakuan dosa dan Ekaristi dan hidup secara bermoral.

Perkawinan dan hidup berkeluarga itu rapuh, karena kebaikannya tergantung dari hidup setiap pribadi; tetapi jika hidup iman keluarga kuat, maka perkawinan ini akan menjadi kokoh dan tahan uji.

Kontemplasi

Gambarkan kata-kata Tuhan Yesus di bagian terakhir dalam Injil hari ini.

Refleksi

Apakah aku mengupgrade daya tahan hidup perkawinan dan keluargaku dengan doa, Sabda, Sakramen dan cara hidup yang bermoral?

Doa 

Ya Bapa, janganlah masukkan kami dalam pencobaan, dan bebaskanlah kami dari segala yang jahat dalam perkawinan dan hidup berkeluarga kami. Amin.

Perutusan

Aku mengupgrade daya tahan hidup perkawinan dan keluarga dengan menghidup doa, sabda, sakramen dan hidup bermoral (Morist-MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here