Jumat, 29 Desember 2017.
Bacaan: 1Yoh 2:3-11; Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6; Luk 2:22-35
Renungan
SIMEON orang yang hidup benar dan saleh peka mengkap kehadiran Yesus yang berbeda dengan ratusan dan bahkan ribuan yang disunat dan dipersembahkan kepada Allah di Bait Allah selama umur hidupnya. Kebahagiaan dan kelegaan penantiannya terungkap dengan kata kata indah: “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Simeon juga memberikan nubuat tentang Yesus dan juga kepada Maria mengenai tantangan yang akan mereka alami.
Merayakan natal bukanlah sebuah pesta yang sekali usai. Natal membawa kita untuk cermat dan peka menangkap kehadiran Yesus di tengah tengah kita. Yesus sejarah secara fisik memang tidak ada di tengah tengah kita. Tetapi Ia selalu hadir. Surat Yohanes menunjukkan kehadiranNya di dalam kasih kepada saudara. Natal menbawa kita untuk melihat Yesus dalam kasih saudara dan menghadirkan Yesus dalam mengasihi saudara kita. Natal adalah lahir baru di dalam kasih.
Kontemplasi
Renungkanlah bagaimana Simeon dapat membedakan bayi Yesus dengan bagi bayi lain yang datang dan pergi dari Bait Allah.
Refleksi
Apa yang berubah secara mendasar dalam hidupku setelah merayakan natal? Apakah aku semakin mampu mengasihi dan melihat kasih Allah dalam saudaraku?
Doa
Ya Bapa, ajarilah kami peka dan cermat melihat kehadiran PuteraMu di tengah tengah keluarga kami. Amin.
Perutusan
Hidupilah natal dalam semangat kasih kepada saudara
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)