Tahun C-1. Pekan Biasa XXIX.
Pesta S.Simon dan Yudas, Rasul
Senin, 28 Oktober 2019.
Bacaan: Ef 2:19-22; Mzm 19:2-3.4-5; Luk 6:12-19.
Renungan:
SETELAH berdoa semalam-malaman, Tuhan Yesus, pada siang hari, ‘Ia memanggil murid-muridNya, lalu memilih dari antara mereka dua belas yang disebutNya rasul”.
Panggilan menjadi murid dan penetapan rasul adalah sebuah anugerah yang berasal dari Tuhan sendiri. Menjadi murid dalam tradisi rabini adalah tinggal bersama dan belajar dari cara hidup Sang guru dalam menghayati hidup beragama. Menjadi murid berarti menjadi seperti gurunya dan membutuhkan “total commitment”. Dan lebih khusus menjadi rasul (apostol): apo (jauh) – stello (diutus), orang-orang yang sungguh-sungguh mampu me”representasikan” Sang Guru. Dan menariknya adalah bahwa rasul-rasul Tuhan sangat bervariasi dari latar belakang dan karakternya. Itu berarti bahwa Yesus tidak ada “satu ragam” saja murid yang dapat menjadi tanda representasi kehadiran Tuhan Yesus.
Kita dipanggil sebagai orang kristen bukan untuk menjadi “fan” atau “orang kristen biasa” penggembira Kristus. Menjadi orang kristen adalah menjadi murid dan menjadi murid berarti menjadi “imitator”. Ini adalah dasar. Menjadi “apostol” adalah sebuah pilihan, anugerah dan kepercayaan yang Tuhan berikan; bukan karena prestasi atau karier.
Segala bentuk pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita di Gereja, ataupun dalam hidup religius bukanlah karier. Adalah anugerah. Namun tidak jarang sebagian orang kristen atau bahkan religius kecewa karena lengser atau diganti, atau tugasnya tidak berubah-ubah dari awal, atau kecewa membandingkan kemampuan dirinya dengan temannya yang mendapat jabatan penting dalam gereja atau komunitas, atau tan28 ggungjawabnya semakin kecil atau ambisi kekuasaan, haus tanggungjawab. Kekecewaan ini muncul karena orang merasa “berhak” dan “pantas”. Di dalam tugas apapun kita tetap harus menghidupi panggilan dasar kita menjadi “imitator” dan “apostol” yang menghadirkan hidup Yesus di dalam cara hidup kekristenan kita.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana Tuhan memanggil dan memilih para rasul.
Refleksi:
Apakah aku menjadi orang kristen yang cukup menjadai “fan” Yesus atau menjadi “murid” Yesus yang menghadirkan hidupNya dalam hidupku sekarang?
Doa:
Ya Bapa, semoga kami semakin akrab dan serupa dengan Yesus PuteraMu dan menjadi rasulNya dalam hidup dan pekerjaan kami sehari-hari.
Perutusan:
Lakukanlah panggilan utama anda sebagai “murid / imitator” Tuhan dan jikalau Tuhan memilih anda untuk sebuah karya perutusan tertentu, kerjakanlah itu dengan syukur, kepenuhan pemberian diri dan kerendahan hati .
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)