Tahun C-1. Selasa Prapaska IV
Selasa, 2 April 2019.
Bacaan: Yeh 47:1-9.12; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; Yoh 5:1-16.
Renungan:
KEHIDUPAN yang berasal dari Allah itu diibaratkan seperti air yang mengalir dari Bait Allah “kemana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup”. Kehidupan yang bersumber dari Allah itu nampak dan terwujud dalam hidup Yesus; kemanapun Tuhan Yesus pergi, Ia memberikan sumber air kehidupan. Ia, Sang Sumber Hidup, menyembuhkan orang yang tiga puluh delapan tahun menantikan kesembuhan di Betesda tepat pada hari Sabath , hari dimana karya Allah dinikmati dan disyukuri.
Kehadiran kita di dalam keluarga atau komunitas itu hendaknya menyegarkan, menumbuhkan dan memberi hidup kepada setiap pribadi yang ada di dalamnya. Itu dapat terjadi jika kita hidup bersumber dari Allah sendiri. Sebaliknya kalau hidup kita tidak bersumber dari Allah, maka kehadiran kitapun menakutkan, tidak membuat nyaman, membuat perkara, gaduh ataupun konflik dan perpecahan. Orang-orang yang bersumber dari Allah akan mampu hidup dengan siapapun, bahkan termasuk orang yang dikategorikan sulit dan dalam situasi apapun. Mereka tidak mencari tempat yang nyaman tetapi menyegarkan, menumbuhkan dan memberikan hidup di tempat yang tidak nyaman.
Untuk bersumber dari Allah tidak cukup hanya berdoa; tetapi mempribadikan hidup Yesus dalam hidup kita, terutama dalam kasih dan belaskasihNya terhadap mereka yang berdosa dan berada dalam situasi buruk.
Kontemplasi:
Gambarkanlah bagaimana air yang mengalir dari Bait Allah itu membawa kehidupan dimanapun ia berada.
Refleksi:
Apakah kehadiranku membawa kesegaran, kegembiraan dan kehidupan bagi orang-orang di sekitarku?
Doa:
Ya Bapa, semoga aku semakin menjadi saluran kasih dan berkatMu bagi orang lain. Amin.
Perutusan:
Jadikan kehadiran anda itu menyegarkan, menumbuhkan dan memberi hidup pada orang di sekitar anda.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)