Lentera Keluarga – Mempersembahkan Diri

0
467 views

Tahun A-2. Pekan Biasa IV
Pesta Yesus dipersembahkan ke Bait Allah
Minggu, 2  Februari 2020.
Bacaan: Mal 3:1-4; Ibr 2:14-18; Luk 2:22-40.  

Renungan:

DUA peristiwa yang dibuat oleh keluarga Yusuf: pentahiran ibu, 40 hari setelah melahirkan (Im 12:1-8), dan persembahan/penebusan anak sulung (Kel 13:1-2,11-16). Persembahan yang diberikan itu sederhana yaitu  sepasang burung tekukur dan dua ekor anak burung merpati, tanpa domba (bdk Im 12:6-8). Di antara banyak orang yang berlalu larang di Bait Allah, Samuel dan Hana segera mengenali bayi Yesus, membuka nubuat bagi Yesus dan bagi Maria ibuNya.  Dan setelah itu, Keluarga Kudus kembali ke Nazareth dan Yesus bertumbuh di sana, terutama dalam iman. Tentunya semua itu tidak lepas dari figur pendidik Yesus yaitu Yusuf. 

Ketaatan Yusuf sebagai kepala keluarga dan kesederhanaan keluarga Nazareth menjadi daya dorong bagi kita juga untuk menjadi pribadi yang taat kepada Allah.  Sejak dini, kita telah mengantar pribadi dalam keluarga untuk dekat dan mengenal Tuhan. Ketika orang tua taat dan hidup beriman keluarga terjamin, maka anak-anak kitapun akan tumbuh dalam iman.  Hal sederhana yang kita lakukan sebagai orang tua dan keluarga adalah membangun kebiasaan hidup keluarga : pergi ke gereja setiap hari minggu dan hari raya,  pantang, pengakuan dosa, membaptiskan anak sejak diri, mengikutkan dalam komuni pertama ataupun krisma. Cara hidup beriman orang tua sangat berpengaruh terhadap cara hidup iman anak. Dan semuanya itu dimulai bukan ketika anak-anak lahir, tetapi jauh sebelum menikah, kebiasaan-kebiasaan iman ini harus sudah dibangun. 

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana Yusuf, sebagai kepala keluarga, melaksanakan tanggungjawab imannya serta menjadi pendidikan iman yang luar biasa bagi Yesus. 

Refleksi:

Apakah sudah ada kebiasaan rohani di dalam keluargaku? Apakah aku juga melaksanakannya dengan tekun dan taat?

Doa: 

Ya Bapa, bersama Keluarga Nazareth, kami mempersembahkan keluarga kami kepadaMu. 

Perutusan:

Berikanlah pendidikan iman kepada anak dengan pendampingan dan keteladanan hidup.

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here