Tahun A-2. Pekan Adven 1
Rabu, 4 Desember 2019.
Bacaan: Yes 25:6-10a; Mzm 23:1-6; Mat 15:29-37.
Renungan:
DENGAN indah Yesaya menggambarkan bagaimana Allah mengubah perkabungan, tetes airmata dan aib menjadi sebuah pesta istimewa “jamuan dengan masakan mewah, dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsun dan dengan anggur tua yang disaring endapannya.” Sehingga orang boleh berkata “Sungguhnya inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita.”.
Kehilangan orang yang kita kasihi membawa duka yang mendalam dari hidup kita, terlebih pengalaman itu terjadi ketika kita sangat membutuhkan kehadirannya. Pengalaman itu kita rasakan sebagai pengalaman ditinggalkan, kesepian, tidak berdaya dan lemah. Kadang perlu waktu berhari-hari untuk pulih; dan itupun kadang terungkit kembali pada saat-saat tertentu.
Masa Adven ini menjadi kesempatan bagi kita untuk move on dan menerima Allah yang telah menyediakan pesta luar biasa. Jangan tenggelam dalam duka, kehilangan dan kesepian. Allah tidak menghendaki kematian anak-anakNya dan tidak ingin mendukakan mereka. Allah ingin membahagiakan kita. Dan kebahagiaan itu tidak kita temukan ketika mereka ada bersama kita, tetapi karena Allah ada bersama dengan kita; dan mereka ada bersama Allah.
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana Allah mengubah kedukaan menjadi pesta sukacita.
Refleksi:
Apakah aku masih tenggelam dalam rasa duka atas pengalaman kehilangan di masa lalu? Ataukah aku sudah move on dan menemukan kegembiraan dalam Tuhan?
Doa:
Ya Bapa, terima kasih aku bolah datang dan turut pesta indah yang Engkau sediakan, meninggalkan pengalaman duka dan kehilangan,.
Perutusan:
Belajarlah menjadi orang yang hidup dalam sukacita pesta Allah.
Kita persembahankan pengalaman kehilangan kita dan kita doakan mereka.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)