Rabu, 25 Oktober 2017.
Bacaan: Rom 6:12-18; Mzm 124:1-8; Luk 12:39-48.
Renungan
TUHAN Yesus menggunakan kehidupan rumah tangga untuk menggambarkan pentingnya berjaga-jaga dalam iman. Sikap berjaga-jaga itu ditunjukkan dengan dua hal yaitu menjaga rumah terhadap pencuri dan mengurus rumah dengan benar atas nama Tuan. Secara rohani, sikap pertama yaitu “menjaga rumah dari pencuri” mengajak kita untuk terus meningkatkan daya tahan melawan gangguan dosa karena dosa itu seperti pencuri yang semakin lama juga semakin pandai melihat kelalaian kita. Sikap yang kedua yaitu “mengerjakan tugas dengan benar” mengajak kita untuk tidak kendor dalam melakukan tanggungjawab dan kebiasaan iman kita. Kedua sikap itu kita rawat secara seimbang dengan sakramen dan sabda serta doa pribadi dan bersama.
Keluarga itu seperti rumah dan kita adalah penjaganya. Kalau kita tidak terus waspada, maka segala pengaruh buruk akan masuk ke dalam keluarga kita. Kuasa dosa menyusup melalui ketidakharmonisan keluarga; menyusup melalui kehadiran pihak ketiga; menyusup menyerang anak-anak kita dengan gadget dan narkoba. Kalau kita lengah maka dosa akan masuk melalui celah-celah pintu rumah tangga kita. Menjadi penjaga tidak berarti mengontrol ketat dan bersikap protektif terhadap pasangan ataupun anak-anak kita. Menjadi penjaga berati membangun kedekatan dan terbuka serta menjadi pelindung bagi anggota keluarga kita.
Kita sebagai orang tua juga adalah pengurus rumah tangga yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Kita memimpin keluarga dengan kedekatan dan kewibawaan; merencanakan hidup berkeluarga dengan benar; menjamin pendidikan anak-anak dalam setiap tahap kehidupannya; menjamin hidup ekonomi keluarga; menjaga api hidup iman keluarga dengan ketekunan dan tanggungjawab. Sikap yang harus dihindari bagi kita sebagai pengurus rumah adalah “lepas tanggung jawab”, “lelah” dan “semena-mena” ketika situasi dan kondisi tidak berjalan sebagaimana yang kita kehendaki.
Keluarga kita ini adalah titipan dan anugerah Allah yang harus kita jaga dari pencuri dan kita kelola dengan penuh tanggungjawab. Kita semua, tanpa kecuali turut ambil bagian menjadi penjaga dan pengelola keluarga kita.
Kontemplasi
Gambarkan secara hidup perumpaan yang diberikan Tuhan Yesus mengenai penjaga dan pengelola rumah tangga.
Refleksi
Apakah aku sudah menjadi penjaga dan pengelola keluarga dengan baik? Apa yang secara konkret harus lebih kuperhatikan supaya aku dapat melaksanakan tanggungjawab sebagai penjaga dan pengelola keluargaku?
Doa
Ya Bapa, semoga aku dapat menjadi penjaga yang waspada dan pengelola keluarga yang bertanggungjawab. Amin.
Perutusan
Aku mengambil tanggungjawab untuk menjadi penjaga dan pengelola keluargaku.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)