Home BERITA Lentera Keluarga – No Tuning Back

Lentera Keluarga – No Tuning Back

0
511 views

Tahun C-1. Minggu Prapaska V

Minggu, 7 April 2019. 

Bacaan:Yes. 43:16-21; Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Yoh 8:1-11. 

Renungan: 

“Janganlah mengingat-ingat hal-hal yang dahulu…. Lihat, aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, “ demikian Yesaya memberi semangat kepada orang Yehuda untuk bangkit. Yesaya mengingatkan untuk jangan tenggelam dalam ingatan, rasa bersalah dan sesal atas kesalahan di masa lalu, tetapi bangkit karena Allah mengerjakan pemulihan. Demikian halnya ungkapan Yesus kepada wanita yang kedapatan berbuat zinah “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilan dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” 

Kesalahan dan dosa masa lalu di satu sisi membuat kita bangga dan berani bersaksi akan kasih Allah yang memulihkan kita/keluarga kita, tetapi di lain sisi kadang juga dirasakan sebagai mimpi buruk dan beban penyesalan, apalagi ketika dosa dan kesalahan masa lalu itu berdampak buruk pada hidup orang-orang yang dekat dengan kita sekarang. Seruan Yesaya dan pengampunan Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk “no turning back” fokus kepada penyesalan masa lalu, tetapi fokus pada saat sekarang bahwa de fakto Tuhan telah menyelamatkan kita. Tuhan telah memulihkan kita, keluarga kita, pekerjaan kita. Semangat syukur yang sama juga kita gunakan untuk membangun kembali dampak dosa yang telah kita akibatkan. Perbaikan itu membutuhkan proses yang tidak sebentar. 

Demikian juga sikap kita terhadap orang yang melakukan kesalahan dan dosa. Mudah bagi kita membuat analisis dan cap kepada orang lain atas kesalahan dan dosanya; mengingatkan kepadanya segala dampak buruk yang telah ditimbulkannya; namun yang penting dan perlu bagi kita adalah membantunya untuk bertumbuh menjadi baik dan membangun citra diri yang positif.  

Kontemplasi:

Gambarkan bagaimana Yesus menghadapi wanita yang kedapatan berbuat zinah dan orang-orang yahudi yang bermental mencari korban dan menghancurkan. 

Refleksi:

Apakah masih terbelenggu dengan penyesalan atas dosa dan kesalahan masa lalu? Sudahkan aku bebas dan bersyukur ata kebaikan Tuhan yang dikerjakanNya sekarang ini? Bagaimana tanggungjawabku untuk membangun apa yang telah kuruntuhkan di masa lalu?

Doa

Ya Bapa, syukur atas pengampunan dan pemulihan hidup yang telah kujalani. Semoga aku dengan tekun membangun relasi yang telah runtuh di masa lalu dengan melihat kebaikan yang akan terjadi di masa depan.  

Perutusan:

Jangan sesali masa lalu. Syukuri hidup anda sekarang dan bangunlah kembali apa yang telah runtuh. 

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)  

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here