Tahun A-2. Minggu Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
Minggu, 14 Juni 2020.
Bacaan: 1 Raj 19:19-21; Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10; Mat 5:33-37.
Renungan:
DI tengah pandemi Covid-19 ini, ada beberapa beberapa keluarga terpaksa tidak dapat makan sehari-hari. Bantuan nasi bungkus yang dibagikan tidak cukup untuk memberi makan bagi keluarga di rumah; demikian juga bantuan sembako beras dll. Di tengah keterbatasan itulah orang tua yang lebih bekerja keras akan memberikan kepada anak-anaknya makanan supaya mereka kenyang dan tidak khawatir, dan orang tua rela untuk menahan lapar dengan sisa-sisa makan anak-anaknya.
Jika kita diminta untuk membuat litani pengorbanan dan perjuangan kita sebagai orang tua untuk anak-anak mungkin kita sendiri juga akan lupa. Karena sebagian besar dari kita tidak pernah akan berhitung-hitung semua itu dilakukan orang tua untuk kehidupan dan kebahagiaan orang-orang yang kita cintai. Ucapan terima kasih anak-anak adalah penghiburan tersendiri bagi kita walaupun kita tidak pernah mengharapkannya.
Demikian juga sebagai pelayanan gereja, sebagai imam mauopun religius, tidak penting berapa besar apa yang tidak korbankan untuk kepentingan jemaat kita. Yang penting bagi kita adalah jemaat hidup dengan baik di dalam jalan Tuhan dan tetap melaksanakan tanggungjawab imannya. Hidup kita dibagi, dan suatu saat layu di dalam keheningan dengan Tuhan, mungkin tidak didampingi oleh mereka yang tidak kita layani.
Demi kepentingan kita dan keselamatan kita, Tuhan rela memberikan Tubuh dan DarahNya untuk kita dengan cinta dan rela. Setiap ekaristi kita mengenangnya. Tanpa makanan rohani itu, kita tidak mengenal Allah; hidup kita jauh dari keselamatan dan surga. Tuhan mengenal kita; kadang kita seenaknya hidup, kadang kita tidak hormat kepadaNya, kadang kita tidak memberikan waktu kepadaNya, kadang kita menyisihkanNya untuk kepentingan-kepentingan kita; kadang kita merasa tidak membutuhkanNya; tetapi Ia tetap memberikan makanan kehidupan itu kepada kita karena tanpa itu kita tidak bisa hidup.
Walaupun tidak tidak menuntut kita; tetapi sudah layak dan pantas, sebagai pribadi yang dewasa dan sadar akan pengorbanan Tuhan, membalas pemberian diri kita itu juga dengan rasa syukur dan memberikan diri kita kepada orang lain. Memberikan diri itu sederhana al: memberikan waktu untuk Misa, mengikuti dengan hormat, menerima Tubuh Kristus dengan hati; dan secara lebih luas : menghargai waktu dan kebaikan orang lain, memberikan waktu untuk membantu orang lain, waktu untuk pelayanan dll.
Kontemplasi:
Renungkanlah kata-kata Tuhan dalam Injil hari ini ‘ Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
Refleksi:
Bagaimanakan sikapku terhadap pemberian diri Tuhan yang kuterima dari orang-orang yang ada di sektiarku dan terutama melalui misteri Ekaristi Kudus?
Apakah aku melakukan hal yang sama untuk keluargaku, jemaat yang kulayani?
Doa:
Ya Bapa, inilah tubuh dan darahku, kupersembahkan sebagai ganti pemberian diri Kristus, PuteraMu walaupun itu sangat sederhana.
Perutusan:
Bersyukurlah atas keselamatan hidup yang Tuhan berikan kepada anda dan berikanlah hidup anda tanpa pamrih untuk hidup keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggungjawab anda.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)