Tahun A-2. Minggu Paska II
Rabu, 22 April 2020
Bacaan: Kis 5:17-26; Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Yoh 3:16-21.
Renungan:
BERURUSAN dengan Mahkamah Agama karena dianggap mengembangkan sekte, keluar masuk penjara, dan tentunya dimusuhi oleh orang-orang Yahudi pada waktu itu adalah resiko dari sebuah perutusan yang diemban oleh para rasul. Yang luar biasanya adalah bahwa mereka tidak melarikan diri tetapi dengan tegar dan berani mewartakan “firman hidup itu kepada orang banyak.” Mereka yang dulu takut dan lari, kini mempunyai keberanian seperti Guru mereka. Pewartaan iman selalu membawa resiko. Tetapi pewartaan iman yang dilakukan dengan benar dan tulus, jika mendapatkan pertentangan, terus diwartakan. Karena yang menenatang bukanlah orang beriman tetapi orang yang tidak mempunyai pamrih-pamrih lain selain iman.
Panggilan pewartaan kita itu mempunyai dua hal mendasar: mewartakan iman ke dalam dengan memberikan pengajaran-pengajaran yang benar dan bertanggungjawab; dan pewartaan iman keluar, memberikan kesaksian iman melalui pewartaan, tindakan dan cara hidup yang benar. Kunci utama terletak pada isi yang diwartakan bukan kepada bendera yang kita bawa dalam pewartaan.
Di tengah pandemi, pewartaan iman terus berjalan, baik melalui media, melalui komunitas-komunitas, melalui video conference maupun melalui streaming yang bisa dibuat. Pewartaan iman juga dapat kita nyatakan dalam kedisiplinan kita kepada kebijakan keuskupan yang telah meminta kita untuk mengiktui acara gerejani di rumah, gerak bersama kita sebagai gereja untuk membantu saudara-saudara kita dan para medis dalam PSE maupun KARINA, dan gerak kita bersama dengan pengurus RT RW untuk memberikan support konkret kepada warga yang terdampak atau keluarga yang harus mengalami karantina. Kesaksian utama kita adalah bahwa “Allah ada bersama dan perduli pada kita”
Kontemplasi:
Gambarkan bagaimana keberanian para rasul untuk mewartakan Firman yang hidup.
Refleksi:
Apakah dalam situasi ini, kita berani menjadi saksi-saksi Kristus untuk mewartakan bahwa “Allah ada bersama kita dan perduli pada kita”?
Doa:
Ya Bapa, Engkau selalu ada dan menyertai kami. Ajarilah kami untuk mewujudkannya dalam pewartaan, tindakan dan kesaksian hidup kami.
Perutusan:
Berikanlah diri anda untuk ada bersama dan perduli kepada mereka yang memerlukan.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)