Tahun A-2. Minggu Biasa IX.
Kamis, 4 Juni 2020.
Bacaan: 2 Tim 2:8-15; Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10.14; Mrk 12:28b-34.
Renungan:
INJIL sinoptik mengisahkan 3 kisah mengenai dialog antara ahli kitab dengan Yesus soal Hukum Utama (Mat 22, Mrk 12 dan Luk 10). Injil Markus menampilkan figur ahli Taurat yang bertanya karena kekaguman akan jawaban Yesus kepada orang saduki sebelumnya. Jawaban Tuhan Yesus atas pertanyaan ahli Taurat tentang perintah yang paling utama itu tepat dan langsung menuju inti tanpa berbelit-belit Dalam hukum Yahudi adalah 613 perintah yang terdiri dari 365 larangan dan 248 perintah positif; ahli Taurat biasanya membaginya sebagai “perintah ringan” dan “perintah berat”. Setiap ahli kitab mempejalani setiap hukum dan penerapannya dengan detail untuk situasi-situasi tertentu.
Tuhan Yesus mulai mengutip “Dengarkanlah hai orang Israel” dan syahadat dari Ul 6:4-5. Frase yang diungkapkan oleh orang Yahudi ketika berdoa dan memuji Allah di Sinagoga untuk pengingat.
‘Kasihilah (yun:agapeseis) Tuhan Allahmu dengan segenap hati (yun: kardias), dengan segenap jiwa (yun: psuches), dengan segenap akal budi (yun: dianoias), dan dengan segenap kekuatanmu (yun: ischuos) Kasih kepada Tuhan adalah kasih agape (tindakan bukan perasaan). Hati adalah pusat pikiran dan perasaan; jiwa adalah yang memberi orang hidup; akal budi adalah kemampuan berpikir menjadi yang terbaik; dan kekuatanmu adalah keunggulan yang kita miiki. Dan perintah kedua adalah “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri (Im 19:18). Kedua perintah ini merangkum 10 Perintah Taurat. Mencintai Allah tanpa mencintai sesama tidaklah dimungkinkan.
Bagi kita perintah kasih ini sudah hafal luar kepala. Tetapi kembali, kita kadang melihat perintah sebagai anjuran. Anjuran dilaksanakan baik, kalau tidak dilaksanakan tidak apa-apa. Tetapi perintah itu mutlak. Kasih itu tindakan dari dalam dan tindakan dari luar. Menjadikan Allah dan kehendakNya menjadi satu-satunya dan utama dalam hidup.
Kontemplasi:
Cermatilah bagaimana Tuhan Yesus mempunyai pikiran dan hati yang jernih untuk mengenal dan paham betul tentang perintah pokok dan penting dalam tradisi Yahudi.
Refleksi:
Bagaimana aku menerapkan hukum kasih itu dalam hidupku sehari-hari?
Doa:
Ya Bapa, semoga aku senantiasa mendasarkan setiap pikiran, perasaan, perkataan dan perbuataanku di atas dasar kasih.
Perutusan:
Renungkanlah bahwa kasih (agape) adalah sebuah perintah bagi kita, tanpa kecuali.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)