Bacaan: Ul 34:1-12; Mzm 66:1-3a.5.16-17; Mat 18:15-20.
Renungan
MUSA dinyatakan tutup usia pada usia seratus dua puluh tahun. Kematian Musa unik: matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang, dikuburkan oleh Tuhan dan kuburnya tidak ada satupun yang tahu. Keunikan ini menyiratkan betapa dekatnya Musa dengan Allah dan betapa besar kasih Allah kepada Musa sampai Alllah sendirilah yang menguburkan Musa.
Pengalaman yang sering dirasakan oleh kita yang sudah berusia lanjut atau orang tua kita adalah pengalaman kehilangan dan kesepian: kehilangan kejayaan hidup, kehilangan anak-anak yang sdh mandiri dan berkeluarga, serta pada saatnya kehilangan pendamping hidup. Dan pada akhirnya kita atau orang tua kita mengalami kesendirian dan kesepian.
Pengalaman Musa menjadi sebuah pembelajaran hidup bagi kita yg berusia lanjut yaitu untuk mengubah kesepian dan kesendirian dalam usia senja sebagai pengalaman keheningan dan kesatuan hidup bersama Allah. Masa lansia yang dihayati sebagai keheningan dan kesatuan dengan Allah akan menjadi pengalaman “sunset” yang indah. Indah bagi yang mengalaminya maupun indah bagi mereka yang menyaksikannya.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana keheningan dan kesatuan yang dialami Musa pada usia senjanya.
Refleksi
Bagaimana masa lansia menjadi kesempatan untuk menemukan keheningan dan kesatuan dengan Allah?
Doa
Ya Bapa, limpahilah kami yang lansia (orang tua kami) dengan anugerah kesatuan denganMu dalam usia senja kami, Amin.
Perutusan
Bagi lansia: aku memohon rahmat keheningan dan kesatuan dengan Allah
Bagi yang kaum muda: mendukung orang tua untuk menemukan keheningan dan kesatuan dengan Allah.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)