Tahun A-2. Minggu Paska II
Senin, 20 April 2020
Bacaan: Kis 4:23-31; Mzm 2:1-3.4-6.7-9
Renungan:
PEMBICARAAN Tuhan Yesus dengan Nikodemus, salah satu pemimpin Yahudi yang tentunya sudah sangat mumpuni dalam pengetahuan, pengalaman dan penghayatan agama Yahudi. Ia kemungkinan adalah anggota Sanhedrin (Mahkamah Agama). Orang sekaliber Nikodemuspun dengan rendah hati datang, secara obyektif memahami sumber perutusan Tuhan Yesus, tetapi juga tidak mudah untuk mencerna kata-kata Tuhan Yesus, yang tidak mengenyam pendidikan keagamaan secara khusus. Di sini kita dihadapkan pada kebijaksanaan Allah dan kebijaksanaan manusiawi. Setinggi apapun kebijaksanaan manusiawi, seluas apapaun pengalaman orang belajar dan setua apapaun usianya, ia harus dilahirkan kembali dan menyelaraskan diri dengan kebijaksaan Allah. Reborn in the Spirit.
Semakin merasa tua (bukan soal usia), semakin merasa berpengalaman, semakin merasa sudah berbuat banyak dan berjasa, semakin tinggi pendidikannya, kita biasa lebih mau mengajar, memberi nasihat dan susah menerima masukan ataupun menerima sesuatu yang berbeda ataupun yang tidak pasti. Apakah in wajar? Yang wajar adalah bahwa kemampuan fisik, ketahanan psikis kita itu akan berubah, tetapi jika kita dalam kondisi sehat (tidak sakit), spirit dan keutamaan hidup itu akan dapat terus bertumbuh. “Semakin berisi, padi itu semakin merunduk” itu kata pepatah. Kita diundang untuk rendah hati dan mempunyai keinginan untuk belajar dari hal-hal yang bahkan paling sederhana sekalipun dan dari siapapun.
Masa sekarang ini, menjadi kesempatan bagi kita untuk Reborn in the Spirit. Gereja memang tertutup untuk aktifitas keagamaan, kegiatan-kegiatan iman itu tidak dilaksanakan dalam pertemuan umum. Tetapi bagi orang yang “reborn”, kesempatan ini tidak menghalangi untuk mengambil tanggungjawab iman dan kreatif; bukan hanya untuk misa online, tetapi juga untuk membangun kegiatan hidup beriman sebagai bagian yang utuh dalam hidup berkeluarga kita.
Kontemplasi:
Gambarkan sikap hidup dan keutamaan Nikodemus dalam berdialog dengan Tuhan Yesus.
Refleksi:
Bagaimana aku dapat belajar rendah hati, mendengarkan, menerima masukan, dan bertanggungjawab seara kreatif terhadap hidup imanku dan keluarga?
Doa:
Ya Bapa, semoga kebangkitan Yesus dan pengalaman pandemi ini, membawa kami untuk hidup baru di dalam Roh.
Perutusan:
Belajarlah untuk rendah hati dan terus bertumbuh dalam pembaharuan hidup.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)