Lentera Keluarga – Roh Kudus Mengobarkan Api Perutusan

0
298 views

Tahun A-2. Minggu Paska VI. 

Selasa, 26 Mei 2020. 

PW Novena Roh Kudus Hari 4

Bacaan: Kis 20:17-27; Mzm 68:10-11.20-21; Yoh 17:1-11a

Renungan: 

BEGITU percayanya Paulus kepada gerak Roh Kudus yang memimpin hidupnya, Paulus melihat dirinya sebagai “tawanan Roh” . Dimana Roh Kudus menyatakan, ia pergi ke sana bahkan ketika perutusan itu beresiko. Ia mengatakan bahwa “aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapi garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.”  Semangat api perutusan Paulus berkobar-kobar dalam suratnya. Itu semua bukan karena ia tidak pernah merasakan sakit dan gentar, tetapi ia mengikatkan diri dan meletakkan hidupnya untuk mengabdi Allah., sebagai satu-satunya Tuan dan Pemimpin Hidupnya. 

Dalam masa pandemi ini, kita juga melihat beberapa waktu ada semangat “Indonesia terserah” tetapi juga ada yang tetap bersemangat untuk terus merawat para pasien yang semakin lama semakin bertambah dengan segala ketekunan dan siap menerima resiko termasuk jauh dari keluarga. Mereka ini adalah profesional yang hidup di dalam “roh” pelayanan yang mereka emban. Tanpa roh, pelayanan akan hanya menjadi tugas, dan orang berpikir tentang untung dan rugi, tentang dukungan, dan terpengaruh dengan sikap orang lain.    

Sebagai religius dan imam, dalam masa ini, sebagian dari kita mengkarantina diri karena sakit dan usia. Tetapi juga ada sebagian dari kita aktif dan meresikokan diri untuk memberikan pelayanan kepada mareka sakit, pemahaman, pendampingan rohani dan bantuan-bantuan kesehatan dan ekonomi.  Mereka yang setiap hari aktif untuk menyapa umat paroki, memastikan kebutuhan hidup mereka dan siap sedia untuk membantu mereka. Semua ini adalah karunia Roh yang berkorbar dalam jiwa para religius dan imam. 

Kontemplasi:

Gambarkanlah semangat perutusan yang berkobar dalam hidup dan pelayanan Paulus.

Refleksi:

Bagaimana kondisi api perutusan hidupku? Apokah aku membiarkan hatiku dikobarkan oleh Roh Kudus dalam perutusan yang kuemban?

Doa:

Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus 

Datanglah, ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami menjadi orang bijak, terutama agar kami dapat menghargai, mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi. Semoga kami Kau lepaskan dari belenggu dosa dunia ini.

Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini. Semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.

Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hamba-Mu yang lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita. Semoga kami Kau kuatkan dengan memegang tangan-Mu yang senantiasa menuntun kami.

Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemulian-Mu.

Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus berbakti kepada-Mu. Ajarlah kami untuk menjadi orang yang tahu berterima kasih atas segala kebaikan-Mu dan berani menjadi teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.

Datanglah, ya Roh Takut akan Allah, ajarlah kami untuk takut dan tunduk kepada-Mu dimana pun kami berada. Tegakkanlah kami agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu. Amin.

Perutusan:

Mohonlah kepada Roh Kudus untuk mengobatkan semangat dalam pelayanan dan perutusan.  

(Morist MSF)

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here