Tahun A-2. Minggu Biasa XV
Jumat, 17 Juli 2020
Bacaan: Yes 38:1-6.21-22; Yes 38:10.11.12abcd.16; Mat 12:1-8.
Renungan:
TUHAN Yesus menyimpulkan polemik mengenai hari Sabath dengan mengungkapkan “Yang kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan”. Perintah Hari Sabath itu jelas yaitu “Kuduskanlah hari Sabath” yaitu hari yang diperuntukkan untuk menikmati kebersamaan dengan Allah. Maka ada larang bekerja yang kemudian diterjemahkan dalam aneka aturan detail. Tuhan Yesus tetap menguduskan hari sabath, namun dengan penafsiran yang berbeda: pengudusan hari sabath itu jangan sampai membuat orang itu kelaparan, meninggalkan pekerjaan yang darurat, dan melakukan perbuatan yang baik. Pengudusan Hari Sabath jangan membuat orang kehilangan rasa kemanusiaannya.
Selum pandemi, hidup keluarga kita “tidak normal” karena kita masing-masing sibuk dengan hidup dan dunia kita sendiri, terutama karena pekerjaan dan pergaulan dengan teman / komunitas kita. Waktu pandemi membuat kita mengalami “sabath” dalam hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga kita diikat kembali, dipulihkan dan dibangun kembali. Ada waktu cukup untuk keluarga menikmati kebersamaan, tetapi juga ada waktu cukup bagi keluarga untuk berdoa bersama dan berkomunikasi dengan Allah.
Hari “Sabath” Keluarga itu tidak membuat kita diam, tetapi justru melakukan sesuatu yang membangun hidup dan kebersamaan kita, tidak sekedar hari istirahat karena lelah bekerja, hari berada di rumah, tidur, diam, dan misa online. Hari “Sabath” adalah hari untuk mengobrol tanpa gawai, hari bermain sebagai keluarga, hari untuk bersama-sama membersihkan rumah kita, hari untuk bersama-sama berdoa online atau berdoa bersama keluarga. Hari “sabath” ini harus kita khususkan, setelah pandemi Covid-19 ini berakhir.
Kontemplasi:
Gambarkanlah pemahaman Tuhan Yesus mengenai hari Sabath.
Refleksi:
Bagaimana aku memanfaatkan masa pandemi ini sebagai saat “sabath” bagi keluarga dan komunitasku?
Doa:
Ya Bapa, semoga kami menggunaan saat-saat kebersamaan kami sebagai keluarga sebagai sarana membangun kebersamaan kami dan kesatuan kami denganMu.
Perutusan:
Jadikanlah hari-hari kebersamaan dengan keluarga sebagai hari yang menguduskan, menggembirakan dan menyatukan keluarga.
(Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)